Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasabah Bank Sampah Kini Dibekali Kartu Pintar

Kompas.com - 27/11/2015, 19:26 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kebersihan DKI Jakarta meluncurkan sistem informasi bank sampah (Sibas), Jumat (27/11/2015).

Sistem ini akan mengganti penggunaan buku tabungan sebagai alat pencatatan dengan kartu pintar terkait kegiatan bank sampah. (Baca: Ahok Janjikan Kemudahan Pengadaan Lahan untuk Bank Sampah )

Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan, Sibas ini nantinya akan mempermudah nasabah sekaligus mengoptimalkan peran bank sampah. Para nasabah bank sampah nantinya akan diberi kartu pintar.

"Kami ingin mengoptimalkan peran bank sampah di DKI Jakarta. Selama ini cara konvensional (menggunakan buku tabungan). Jadi nanti setiap nasabah bank sampah di DKI Jakarta akan memiliki smart card (kartu pintar)," kata Isnawa, di kantor Dinas Kebersihan DKI, di Cililitan, Jakarta Timur, Jumat pagi.

Dengan mengandalkan kartu pintar ini, lanjut Isnawa, nasabah dapat mengakses segala keperluannya terkait bank sampah.

Misalnya, untuk mengecek saldo tabungan atau mengetahui berapa banyak sampah yang sudah dikumpulkan.

Kartu pintar ini nantinya akan terkoneksi dengan Bank DKI. "Nanti di dalam smart card itu juga tertera berapa rupiah yang diperoleh dari hasil penimbangan sampah tersebut," ujar Isnawa.

Ia pun berharap, Sibas dapat  diterapkan di setiap RT atau RW, sekolah, sampai dengan perkantoran di Jakarta.

Sistem ini diharapkannya mampu menarik masyarakat untuk lebih memanfaatkan sampah di lingkungannya sehingga bernilai ekonomi. (Baca: Ikut Bank Sampah, Warga Bisa Menabung dan Berobat Gratis)

Dengan demikian, Isnawa mencontohkan, anak-anak sekolah yang memegang kartu pintar ini dapat membeli peralatan sekolah dari hasil menukarkan sampah di bank sampah.

"Artinya warga Jakarta bisa nambah income tambahan walaupun cuma sedikit, dan di sisi lain dapat kurangi sampah di lingkungannya. Jadi bisa habis langsung sumbernya," ujar Isnawa.

Sampah-sampah yang dikumpulkan warga ini nantinya akan dikelola bank sampah. Misalnya saja sampah organik yang dapat dipilah untuk kemudian diolah menjadi kompos.

Sementara itu, sampah non-organik seperti plastik, dapat dikelolah menjadi barang-barang daur ulang.

Diharapkan mengurangi volume sampah

Menurut Isnawa, pengelolaan sampah di daerah sumbernya seperti ini dapat mengurangi ketergantugan warga membuang sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA) seperti Bantargebang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com