Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Modus-modus Penumpang agar Bisa Naik KRL secara Gratis

Kompas.com - 30/11/2015, 10:24 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Utama PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) Muhammad Nurul Fadhila menilai, tarif Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line relatif sangat terjangkau.

Oleh karena itu, ia menyayangkan adanya segelintir penumpang yang  menyalahgunakan fasilitas free out untuk bisa naik KRL secara gratis.

Saat ini, tarif KRL Commuter Line adalah Rp 2.000 untuk 1-25 kilometer pertama. Untuk setiap 10 km berikutnya, penumpang akan dikenakan tarif Rp 1.000.

"Masa gaji Rp 20 juta bayar Rp 2.000 aja enggak mau?" kata Fadhil di Stasiun Tebet, Senin (30/11/2015).

Fasilitas free out adalah pembebasan biaya bagi penumpang yang masuk dan keluar di stasiun yang sama dalam durasi tidak lebih dari satu jam.

Fadhil menceritakan berbagai modus yang dilakukan penumpang agar bisa naik KRL secara gratis dengan fasilitas free out.

Cara yang pertama yaitu melakukan tapping-in dan setelah masuk ke dalam gate elektronik, penumpang yang bersangkutan langsung melakukan tapping-out tanpa keluar dari gate elektronik.

Penumpang tersebut, lanjut Fadhil, kemudian naik kereta. Setelah sampai di stasiun tujuan, ia kembali melakukan cara yang sama.

"Yang seperti ini tidak hanya terjadi di perjalanan dekat karena yang dari Jakarta Kota ke Bogor juga ada," kata Fadhil.

Tidak hanya dilakukan penumpang yang ingin gratis, Fadhil mengatakan, penyalahgunaan fasilitas free out juga dilakukan oleh penumpang yang ingin menghemat tarif, meskipun besaran tarif yang dihemat tidak seberapa jumlahnya.

Ia menceritakan modus yang sering dimanfaatkan penumpang relasi Tanah Abang-Maja untuk bisa menghemat tarif Rp 500.

Para penumpang ini, kata Fadhila, memanfaatkan masih adanya celah di Stasiun Maja yang membuat penumpang dapat keluar dari stasiun tanpa melalui gate elektronik.

"Ini kan dia naik dari Tanah Abang mau ke Maja. Tetapi, demi hemat Rp 500, dia tap-out dulu di stasiun sebelum Maja. Di situ dia tap-out, tapi dari dalam. Nanti dia naik lagi, sampai Maja keluarnya tidak lewat gate," kata dia.

Oleh karena sering disalahgunakan, fasilitas free out direncanakan dihapus per 1 Desember 2015. Dengan dihapuskannya fasilitas ini, penumpang akan langsung dikenakan biaya saat sudah melakukan tapping-in.

"Sehingga, orang yang masuk area steril, ya dia memang mau berangkat. Kalau belum siap berangkat, ya jangan masuk dulu. Kalau mau berangkat, ya berangkat. Jangan ada lagi yang mau berangkat, terus keluar," kata Fadhil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com