Biasanya para calon penumpang KRL itu akan dibantu oleh petugas yang berjaga di mesin tapping. Hal ini dianggap tidak membuat penumpang semakin pintar dan mandiri.
Oleh karena itu, PT KAI Commuter Jabodetabek (PT KCJ) berencana meniadakan petugas di mesin tapping di setiap stasiun.
"Nantinya, penumpang yang kesulitan tapping harus ke bagian informasi," kata Direktur Operasional PT KCJ Subakir kepada Kompas.com di Yokohama, Jepang, Kamis (19/11/2015) kemarin.
Menurut dia, saat ini jumlah petugas keamanan di PT KCJ sudah sangat berlebihan. Dari 6.000 pegawai, 3.200 di antaranya adalah petugas keamanan.
"Kami perusahaan operator kereta, tetapi jumlah pegawainya lebih banyak petugas keamanan," kata pria yang akrab disapa Pak Bakir itu.
Pelan-pelan, kata dia, jumlah petugas yang berjumlah ribuan itu akan dikurangi. Meski begitu, petugas yang berjaga di pintu pelintasan dan tempat menyeberang antar-peron akan tetap berjaga.
Menurut Subakir, penumpang KRL masih suka nakal menyeberang, padahal kereta akan melintas. Petugas sudah menghalangi, tetapi masih ada juga yang nekat.
"Itu kan membahayakan mereka sendiri. Jadi, petugas di-crossing masih tetap ada," kata dia.
Kebijakan ini, lanjut Subakir, seiring dengan kebijakan PT KCJ yang meniadakan loket tiket single trip. Peran loket tiket akan digantikan vending machine.
Rencananya, kata Subakir, semua itu akan terwujud paling lambat awal Januari 2016.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.