Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengajak Penumpang KRL Mandiri di Mesin "Tapping"

Kompas.com - 20/11/2015, 17:30 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Tak semua penumpang KRL sudah terbiasa dengan mesin tapping saat memasuki stasiun, terutama penumpang wisata yang biasanya ramai pada akhir pekan.

Biasanya para calon penumpang KRL itu akan dibantu oleh petugas yang berjaga di mesin tapping. Hal ini dianggap tidak membuat penumpang semakin pintar dan mandiri.

Oleh karena itu, PT KAI Commuter Jabodetabek (PT KCJ) berencana meniadakan petugas di mesin tapping di setiap stasiun.

"Nantinya, penumpang yang kesulitan tapping harus ke bagian informasi," kata Direktur Operasional PT KCJ Subakir kepada Kompas.com di Yokohama, Jepang, Kamis (19/11/2015) kemarin.

Menurut dia, saat ini jumlah petugas keamanan di PT KCJ sudah sangat berlebihan. Dari 6.000 pegawai, 3.200 di antaranya adalah petugas keamanan.

"Kami perusahaan operator kereta, tetapi jumlah pegawainya lebih banyak petugas keamanan," kata pria yang akrab disapa Pak Bakir itu.

Pelan-pelan, kata dia, jumlah petugas yang berjumlah ribuan itu akan dikurangi. Meski begitu, petugas yang berjaga di pintu pelintasan dan tempat menyeberang antar-peron akan tetap berjaga.

Menurut Subakir, penumpang KRL masih suka nakal menyeberang, padahal kereta akan melintas. Petugas sudah menghalangi, tetapi masih ada juga yang nekat.

"Itu kan membahayakan mereka sendiri. Jadi, petugas di-crossing masih tetap ada," kata dia.

Kebijakan ini, lanjut Subakir, seiring dengan kebijakan PT KCJ yang meniadakan loket tiket single trip. Peran loket tiket akan digantikan vending machine.

Rencananya, kata Subakir, semua itu akan terwujud paling lambat awal Januari 2016.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com