Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Akui Anggaran Siluman Ada pada Hampir Semua Dinas

Kompas.com - 30/11/2015, 13:49 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama angkat bicara perihal auditor independen yang disewa Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi.

Menurut Basuki, penyisiran anggaran yang dilakukan auditor merupakan inisiatif Prasetio. 

"Harusnya kan masukin komponen satuan di e-planning dan e-budgeting, jadi nih barang. Ternyata mereka (oknum SKPD DKI) masih coba-coba , itu yang membuat saya sisir sampai jam 11 malam dan 11 hari saya sisir," kata Basuki, di Balai Kota, Senin (30/11/2015). 

"Makanya, Ketua DPRD inisiatif dan perhitungan akuntan ini pasti beda," kata Basuki lagi. 

Basuki tak menampik banyak upaya pemborosan yang dilakukan oknum SKPD DKI. Seperti pembelian alat tulis kantor di tiap SKPD dianggarkan Rp 600 juta tiap tahun.

Kemudian, ada pula anggaran untuk makan dan minum serta kegiatan sosialisasi. Sehingga, lanjut dia, banyak anggaran yang tidak masuk akal.

"Ada di hampir semua dinas. Kami sudah minta bantuan beberapa staf dan anak magang untuk menyisir anggaran," kata Basuki. 

Dari hasil penyisiran Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2016, Prasetio mengklaim menemukan anggaran hingga Rp 1,88 triliun tanpa nomenklatur.

Prasetio mengaku menyewa auditor independen untuk mengaudit anggaran. Dari total Rp 1,88 triliun anggaran tanpa nomenklatur, terbesar terdapat di Dinas Pendidikan.

Dari anggaran sebesar Rp 1,58 triliun, hanya Rp 194 miliar yang memiliki nama kegiatan. Selebihnya sekitar Rp1,39 triliun dana di Dinas Pendidikan tanpa ada nomenklaturnya.

Anggaran tanpa nomenklatur juga ditemukan di:

  • Suku Dinas Pendidikan II Jakarta Timur sebesar Rp 550 juta,
  • Rumah Sakit Umum Daerah Kepulauan Seribu Rp 92,5 juta,
  • Unit Penyelenggaran Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Daerah Rp 400 miliar,
  • Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar Rp 2,26 miliar,
  • Dinas Perhubungan dan Transportasi Rp 68,59 miliar,
  • Unit Pengelola ERP Rp 2 miliar,
  • Unit Pengelola Kereta Api Ringan Rp 1,78 miliar,
  • Badan Promosi dan Penanaman Modal Rp 5,71 miliar,
  • Unit Pengelola Gelanggang Remaja Jakarta Timur Rp 1,90 miliar,
  • Biro Perekonomian Rp 1,08 miliar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com