Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejar Tayang APBD 2016

Kompas.com - 30/11/2015, 15:30 WIB
JAKARTA, KOMPAS - Terhitung sudah 11 hari Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menekuni mata anggaran yang direncanakan untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2016.

Hari ini, Minggu (29/11), ditargetkan menjadi hari terakhir Basuki membahas anggaran agar Senin besok Kebijakan Umum Anggaran/Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA/PPAS) bisa ditandatangani bersama dengan DPRD DKI Jakarta.

Dari hari ke hari, Basuki memanggil satu per satu atau beberapa kepala satuan kerja dan unit kerja untuk memeriksa seluruh rencana anggaran yang mereka buat.

Sejak pagi hingga menjelang tengah malam hanya hal tersebut yang dia kerjakan. Hanya sekali dua kali pemeriksaan anggaran itu diselingi menerima tamu yang sudah telanjur membuat janji pertemuan.

Pada Sabtu pagi, Basuki kembali datang ke Balai Kota Jakarta. Dia memanggil beberapa kepala satuan kerja dan unit kerja sekaligus, yaitu Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah, Unit Pengelola Teknis Monumen Nasional, dan Taman Margasatwa Ragunan.

Selama itu pula sudah banyak mata anggaran yang dia coret karena dinilai tidak masuk akal, boros, dan tidak prioritas untuk dilaksanakan.

"Masih banyak pejabat yang belum paham tentang anggaran berbasis kinerja. Tidak sedikit pula pejabat yang menyuruh anak buahnya mengetik anggaran itu. Ada yang tinggal menyalin saja anggaran sebelumnya," ujar Basuki.

Menurut dia, seharusnya pejabat sudah paham menyusun anggaran berbasis kinerja karena sudah diterapkan di Indonesia sejak tahun 2006.

Anggaran berbasis kinerja itu artinya menentukan program yang diprioritaskan dan diberi anggaran yang lebih besar.

"Seharusnya uang itu mengikuti fungsi. Kalau memang belum berfungsi dengan baik, lebih baik anggaran Anda bisa dipotong 90 persen dan yang lain (prioritas) bisa naik 500 persen," katanya.

Itulah sebabnya dari setiap kepala satuan kerja dan unit kerja yang dipanggil untuk pemeriksaan anggaran hampir semua anggaran dipotong.

Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah Junaedi mengatakan, anggaran untuk badan tersebut dipotong Rp 5 miliar dari sebelumnya Rp 19 miliar.

Kepala Dinas Komunikasi, Informasi, dan Humas Ii Karunia mengatakan, anggaran untuk dinasnya dikurangi dari Rp 197 miliar menjadi RP 157 miliar, lalu dipotong lagi menjadi Rp 150 miliar.

Di tengah berbagai pemangkasan itu, masih ada saja masalah muncul. Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi mengatakan, dewan menemukan anggaran tanpa nomenklatur sebesar Rp 1,88 triliun.

"Dana ada, tetapi kegiatan tidak ada," ujarnya.

Kini baik eksekutif maupun legislatif sama-sama memelototi anggaran. Semuanya demi kejar tayang penetapan APBD 2016 sebelum 30 Desember 2015 supaya gaji, program, dan pembangunan DKI tahun depan tidak terlambat lagi. (FRO)

-------------

Artikel ini sebelumnya ditayangkan di harian Kompas edisi Senin, 30 November 2015, dengan judul "Kejar Tayang APBD 2016".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Megapolitan
Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Megapolitan
Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Megapolitan
Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Megapolitan
Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja 'Citayam Fashion Week' Pindah ke Kota Tua

Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja "Citayam Fashion Week" Pindah ke Kota Tua

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Megapolitan
Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Megapolitan
Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Megapolitan
Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Megapolitan
Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Megapolitan
Pesinetron 'Tukang Bubur Naik Haji' Rio Reifan Positif Sabu

Pesinetron "Tukang Bubur Naik Haji" Rio Reifan Positif Sabu

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Megapolitan
Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com