Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjawab Tudingan Ahok soal "Kongkalikong" Penentu Rute Kopaja Feeder

Kompas.com - 04/01/2016, 11:31 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menduga ada "kongkalikong" dalam penentuan layanan bus pengumpan (feeder) transjakarta.

Tudingannya itu berdasarkan banyaknya rute bus yang justru melayani rute sepi penumpang.

Kompas.com memperoleh salinan surat dari Institute for Transportation and Development and Policy (ITDP) yang disampaikan ke Ahok, sapaan Basuki, pada sekitar awal Desember lalu.

Dalam surat tersebut disebutkan bahwa ITDP sebenarnya sudah mengusulkan agar rute feeder transjakarta sama dengan rute-rute reguler kopaja.

Pertimbangannya karena rute tersebut adalah rute dengan penumpang yang banyak. Selain tentunya, layanan bus feeder adalah layanan bus yang juga dijalankan oleh Kopaja.

"Bahwa pengoperasian bus sedang oleh Transjakarta dengan menggunakan trayek yang sama dengan trayek eksisting, tanpa adanya pengurangan maupun penambahan, adalah langkah yang tepat dikarenakan pola mobilitas masyarakat yang telah terbentuk sesuai dengan trayek angkutan umum yang beroperasi selama ini," tulis surat yang dibuat pada 11 Desember 2015 itu.

Ada enam rute kopaja reguler yang diusulkan ITDP digunakan oleh bus feeder transjakarta.

Keenam rute itu ialah Manggarai–Blok M, Ragunan-Kampung Melayu, Manggarai-Blok M, Kampung Rambutan-Blok M, Ragunan-Tanah Abang, dan Lebak Bulus-Senen.

Namun, dalam pelaksanaannya saat ini, hanya dua rute usulan ITDP yang digunakan. Rute itu ialah Lebak Bulus-Senen dan Manggarai-Blok M.

Sebagai informasi, saat ini, layanan bus feeder transjakarta yang memiliki 320 unit bus sedang melayani lima rute.

Selain Lebak Bulus-Senen dan Blok M-Manggarai, tiga rute lainnya adalah Monas-Pantai Indah Kapuk, Ragunan sisi barat-Monas, dan Ragunan sisi barat-Dukuh Atas.

"Harusnya mereka bisa operasikan minimal enam rute," kata Direktur ITDP Indonesia Yoga Adiwinarto saat dikonfirmasi, Senin (4/1/2016).

Menanggapi hal itu, Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Antonius Kosasih mengatakan, penentuan rute layanan bus feeder merupakan wewenang Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta.

Ia juga menyebut penentuan kelima rute yang saat ini dijalankan merupakan kesepakatan tidak hanya dengan Dishubtrans, tetapi juga melibatkan Dewan Transportasi Kota Jakarta dan Organda.

"Jadi, bukan kami yang menentukan sendiri," ujar dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com