JAKARTA, KOMPAS.com - Munculnya aliran listrik dalam genangan air yang ada di trotoar seberang halte transjakarta di Mangga Dua, Jakarta Pusat pada pekan lalu, dinilai akibat carut marutnya kegiatan pemasangan kabel bawah tanah di Jakarta.
Kepala Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta Yuli Hartono menyebut sejumlah pihak pemilik kabel-kabel yang ada di bawah tanah sering membongkar trotoar secara sembarangan.
Padahal tidak jarang, kata dia, trotoar yang dibongkar adalah trotoar yang baru saja diperbaiki.
"Tadi di-complain Pak Gubernur. Trotoar sudah jadi hotmix, sudah digelar bagus, tapi kok digali-gali lagi," kata dia di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (4/1/2016).
Seperti diberitakan, munculnya aliran listrik dalam genangan air di trotoar seberang halte transjakarta di Mangga Dua, Jakarta Pusat pada pekan lalu, menyebabkan tewasnya dua orang. Mereka tewas diduga akibat tersetrum aliran listrik di genangan air yang mereka lewati.
Untuk mencegah kejadian serupa terulang, Yuli meminta agar ke depannya pihak-pihak pemilik kabel yang ada di bawah tanah untuk meningkatkan koordinasi dengan Pemprov DKI, terutama sebelum memulai kegiatan pemasangan ataupun perbaikan kabel.
"PLN, PAM, Telkom. Mereka diminta memberikan data-data perencanaan awal kepada Pemprov DKI sebagai sinkronisasi proyek," ujar dia. (Baca: Kadis Energi: Kabel PJU Bukan Penyebab Tewasnya Pegawai Transjakarta)
Selain terhadap pihak eksternal, Yuli juga menyampaikan imbauan ke dinas-dinas yang ada di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI. Sebab, kata dia, tidak jarang antar dinas yang ada di Pemprov DKI tidak saling berkoordinasi saat akan melakukan kegiatan proyek pembangunan.
"Misalnya kalau mau masang PJU (penerangan jalan umum) duluan, nanti terbongkar lagi oleh Taman (Dinas Pertamanan), oleh PU (Pekerjaan Umum). Kita sudah selesai, datang lagi yang lain, bongkar lagi," ujar dia.
Untuk jangka panjang, Yuli mengatakan Pemprov DKI akan membangun saluran utilitas atau ducting. Dengan adanya saluran ini, nantinya kabel-kabel bawah tanah akan terintegrasi menjadi satu.
"Rencananya ducting akan menggunakan saluran air yg ada. Karena kalau kita buat ducting baru akan memakan waktu yang lama," pungkasnya. (Baca: Ahok: Polisi Perlu Periksa Jenazah Karyawan Transjakarta yang Tewas Tersetrum)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.