Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengalaman Warga Gunakan Layanan Go-Jek dan GrabBike Gratis Pasca-ledakan Bom Sarinah

Kompas.com - 14/01/2016, 20:13 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Yulianti (50) mengaku senang adanya promo gratis menggunakan jasa Go-Jek setelah adanya ledakan bom di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, yang terjadi pada Kamis (14/1/2016) pagi.

Warga Pondok Kelapa tersebut menggunakan layanan itu menuju Bandengan, Jakarta Barat. (Baca: Ini Kondisi Terakhir Korban-korban Bom Sarinah di RSPAD)

"Saat saya pesan Go-Jek, ternyata jaraknya masih 24 kilometer-an. Pas booking, tarifnya nol rupiah," kata Yulianti kepada Kompas.com, Kamis.

Saat bertemu pengendara Go-Jek, ibu tiga anak itu bertanya apa benar layanan Go-Jek memang gratis.

Namun, sang pengendara hanya tersenyum. "Mungkin abangnya berharap tetap dikasih uang. Kasihan juga, jalan jauh 24 kilometer masak enggak dikasih uang buat bensin," kata Yulianti.

Akhirnya, memang benar dia tidak perlu membayar ketika menggunakan Go-Jek. Meski demikian, Yulianti tetap memberi uang Rp 15.000 kepada sang pengendara.

"Jaraknya jauh banget itu, enggak enak saya. Ini murah banget saya kasih cuma Rp 15.000, biasanya kena tarif Rp 48.000 kalau naik Go-Jek," ujar Yulianti.

Sementara itu, Elitha (29) mengaku kecewa karena tidak mendapatkan layanan gratis Grab Bike. (Baca: Gunakan Ojek dan Taksi, Korban Bom Sarinah Datang Sendiri ke RS)

Padahal, ia menggunakan layanan itu pada pukul 15.00. Dari Kebayoran Lama menuju Jalan Medan Merdeka Selatan, Elitha harus membayar Rp 40.000.

"Pas saya tanya ke tukang ojeknya, kenapa tarifnya tidak gratis, driver-nya bilang begini, 'Pas Mbak order, enggak tulisan promo sama sekali. Jadi saya juga ragu itu promo atau order biasa, bukan saya sengaja'," tutur Elitha.

Kekecewaan serupa diungkapkan Putri (24), karyawan swasta. Ia menggunakan Grab Bike dari Rumah Sakit MMC Kuningan menuju kantornya di Kedoya, Jakarta Barat.

Ternyata saat membuka aplikasi Grab Bike, tarifnya lebih dari Rp 50.000 sehingga ia memilih menggunakan kode promo Grab Bike yang lain. (Baca: Grab Bike dan Go-Jek Tawarkan Layanan Antar Gratis Pasca-Bom Sarinah)

"Pas aku tanya ke abang Grab Bike-nya soal promo gratisan ini, abangnya malah nanya. 'Oh gratis ya? Saya enggak dapat pengumuman apa-apa dari perusahaan'," kata Putri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com