Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kronologi Serangan Teror di Kawasan Sarinah Versi Polda Metro Jaya

Kompas.com - 15/01/2016, 06:57 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Polda Metro Jaya merilis kronologi serangan bom dan tembakan di sekitar gedung Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016).

"Pada hari Kamis tanggal 14 Januari 2016 pukul 10.30 telah terjadi ledakan yang diduga bom di pos lantas lampu merah (lampu lalu lintas) Sarinah, dan terjadi aksi saling tembak antara petugas kepolisian dan kelompok teroris di halaman Starbucks Gedung Cakrawala," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Mohammad Iqbal, di Jakarta, Kamis malam.

Iqbal mengatakan, saksi kejadian itu adalah seorang petugas keamanan Gedung Sarinah. Namun, Iqbal tidak mengungkap identitas petugas satpam tersebut.

- Pukul 10.30 WIB: Enam orang memakai ransel ingin masuk ke gedung Sarinah. Setelah penggeledahan dilakukan, mereka diperkirakan membawa bom.

Keenam orang itu kemudian dibawa ke pos polisi di lampu lalu lintas perempatan Sarinah. Di situlah tiga orang di antaranya meledakkan diri. Adapun tiga orang lainnya melarikan diri ke dalam Starbucks di Gedung Cakrawala.

- Pukul 11.40 WIB: Baku tembak terjadi antara polisi dan teroris. Setelah situasi diperkirakan aman, petugas gabungan menyisir Gedung Cakrawala dan sekitarnya untuk membersihkan serta memastikan apakah masih ada bom atau teroris yang bersembunyi di dalam gedung itu.

- Pukul 11.44 WIB: Kapolda Metro Jaya memimpin penyisiran di Gedung Cakrawala dan memerintahkan agar setiap orang yang ada di tiap lantai gedung itu diperiksa dan membuka baju.

- Pukul 11.52 WIB: Petugas yang berada di lantai atas Gedung Cakrawala kembali mengeluarkan tembakan beberapa kali. Saat itu, para petugas gabungan masih melakukan penyisiran di Gedung Cakrawala dan melarang semua warga sipil mendekat ke lokasi kejadian.

- Pukul 13.00 WIB: Rombongan Panglima TNI, Pangdam Jaya, dan Waka Polri tiba di lokasi.

- Pukul 13.15 WIB: Tim Inafis Polda Metro Jaya melakukan olah tempat kejadian perkara di Pos Polantas MH Thamrin dan Starbucks Gedung Cakrawala.

- Pukul 14.00 WIB: Menurut hasil penyisiran terhadap orang-orang yang berada di dalam Gedung Cakrawala, mereka diperbolehkan pulang setelah didata dan diperiksa oleh petugas kepolisian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi : Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi : Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Megapolitan
Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Megapolitan
Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal 'Study Tour', Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal "Study Tour", Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Megapolitan
Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Megapolitan
KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

Megapolitan
Mau Bikin 'Pulau Sampah', Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Mau Bikin "Pulau Sampah", Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Megapolitan
Polri Gerebek Gudang Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster di Bogor

Polri Gerebek Gudang Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster di Bogor

Megapolitan
Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes

Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes

Megapolitan
4 Pelaku Sudah Ditangkap, Mobil Curian di Tajur Bogor Belum Ditemukan

4 Pelaku Sudah Ditangkap, Mobil Curian di Tajur Bogor Belum Ditemukan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com