Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pengunjung Starbucks Loloskan Diri dari Kekacauan Bom Kawasan Sarinah

Kompas.com - 15/01/2016, 15:32 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Telinga Sigit Prakarsa tidak berhenti berdengung setelah mendengar ledakan di depan Starbucks Coffee, di Gedung Cakrawala, Jalan MH Thamrin, Jumat (15/1/2016).

Sigit adalah salah satu pengunjung Starbucks yang berada beberapa meter dari lokasi ledakan pertama. (Baca: Pengunjung Starbucks Gemetar Usai Ledakan Bom Pertama)

"Aku langsung panik, aku sudah enggak bisa dengar teriakan pengunjung lain lagi, bunyi dentuman bikin kupingku berdengung karena dekat banget ledakannya," ujar Sigit kepada Kompas.com, Jumat.

Sigit pun menceritakan ketegangan yang terjadi ketika itu. Saat bom meledak, Sigit tengah melakukan pertemuan dengan 14 kliennya di dalam Starbucks.

Sigit yang bekerja di perusahaan pengembang anti-virus ini sedang menunjukkan kepada klien produk anti-virusnya. (Baca: Banyak WNA di Dalam Starbucks Sebelum Bom Meledak)

Tiba-tiba saja, Sigit mendengar bunyi ledakan. Ia sempat mengira ledakan itu berasal dari dapur Starbucks. Setelah itu, pengunjung langsung berlarian ke luar Starbucks.

"Saat itu kondisi sudah luluh lantak. Sampai di parkiran, sudah ada bom kedua yang katanya meledak di pos," ujar dia.

Sigit kemudian mendengar ada bunyi tembakan. Ketika itu ia sempat menduga tembakan tersebut dikeluarkan polisi untuk membubarkan warga.

Namun, ia juga merasa heran karena tembakan tersebut terdengar beberapa kali. Sigit pun menyadari bahwa tembakan tersebut bukan berasal dari polisi yang membubarkan warga.

Ia pun menduga ada teroris yang berkeliaran dengan membawa senjata di kerumunan warga. (Baca: Sambangi Sarinah, Jokowi Pastikan Aktivitas Normal Pasca-Ledakan Bom)

Setelah tembakan itu terdengar, lanjut Sigit, semua pengunjung berebut masuk ke dalam Gedung Cakrawala karena ketakutan.

"Kita pikir di dalam gedung aman karena di luar sudah chaos (kacau). Setelah itu, ada selentingan teroris mau masuk gedung. Wah kita panik, kita lari lagi tuh. Akhirnya ke parkiran yang tembusnya ke Jalan Sabang. Itu prosesnya kita keluar dari gedung," ujar Sigit.

Kendati demikian, ia bersyukur bahwa semua kliennya selamat dalam peristiwa tersebut. Hanya saja, satu orang anggota tim Sigit mengalami luka cukup parah.

Kepala rekan kerja Sigit itu terkena pecahan kaca jendela Starbucks. Kini, teman Sigit tersebut masih dirawat di rumah sakit.

Menurut Sigit, peristiwa kemarin merupakan salah satu peristiwa paling menakutkan. (Baca: "Orang Bilang Menjauh... Menjauh... Ya Tuhan, Ternyata Itu Bom")

"Wah, itu kayak antara hidup dan mati. Aku bilang di statusku, dengkulmu semplak bilang enggak takut. Enggak rasain kaki bergetar dan kuping berdengung sih, ha-ha-ha," ujar Sigit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com