Ira mengaku menyaksikan jelas kejadian itu dari ruang kerjanya yang berada di lantai 10 pusat perbelanjaan Sarinah.
"Jendela di ruang kerja saya itu lebar dan langsung menghadap ke pos polisi," kata Ira di Kantor Kementerian BUMN, Jumat (15/1/2016).
Menurut Ira, pada awalnya ia sedang fokus di meja kerjanya. Namun, perhatiannya mulai teralihkan saat suara ledakan terdengar dari luar. Saat itu, Ira mengaku belum beranjak dari tempat duduknya.
"Saya mulai beranjak dari tempat duduk saat ledakan kedua. Jaraknya dari ledakan yang pertama sekitar 10 detik. Suara ledakan yang kedua lebih besar dari yang pertama," ujar dia.
Setelah ledakan yang kedua, Ira menyaksikan, pos polisi susah hancur, dan tiga jasad manusia sudah tergeletak di sekitarnya.
Ira mengaku dapat memastikan ketiganya sudah tewas dari darah yang tercecer di sekitarnya.
"Salah satu mayat, perutnya mengeluarkan asap. Saat itu, saya menyimpulkan, itu pasti bom bunuh diri," kata dia.
Menyaksikan aksi teror seperti yang terjadi pada Kamis kemarin merupakan pengalaman tak terlupakan bagi Ira.
Dia mengaku sempat panik. Hal yang sama juga terjadi pada sejumlah karyawannya. Ira memerintahkan karyawannya untuk tidak keluar.
"Saya minta semua tetap tinggal di gedung karena kalau ada suara tembakan di bawah, lalu kita keluar, malah justru tidak bagus. Jadi, semuanya diminta tetap berada di gedung dan jauhi jendela," ucap Ira.
Ira menyebut bahwa jumlah karyawan di Sarinah (Persero) yang berkantor di lantai 10 sekitar 200 orang. Bila ditambah dengan karyawan yang bekerja di semua gerai yang membuka usahanya di tempat tersebut, maka jumlahnya sekitar 800 orang.
"Tujuh puluh persennya karyawan perempuan," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.