Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

21 Januari, PPD Dapat Tambahan 600 Bus untuk Transjabodetabek

Kompas.com - 18/01/2016, 13:37 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) direncanakan  mendapat tambahan 600 unit bus berstandar bus rapid transit (BRT) penugasan dari Kementerian Perhubungan pada 21 Januari ini.

Bus-bus itu nantinya digunakan untuk memperkuat layanan transjabodetabek. "Tanggal 21 Janari nanti serah terimanya di Kantor Kemenhub," kata Direktur Utama PPD Pande Putu Yasa  saat dihubungi, Senin (18/1/2016).  

Menurut Pande, 600 bus itu ditargetkan sudah dapat beroperasi pada Februari mendatang.

"Tergantung kecepatan pengurusan surat-suratnya. Kalau cepat, Februari nanti semuanya sudah bisa jalan," ujar Pande.

Saat ini, jumlah bus dari Kemenhub yang sudah diberikan ke PPD ada sekitar 88 unit. Bus-bus itu digunakan untuk layanan bus transjabodetabek ke Bekasi, Depok, Ciputat, Tangerang dan ada sebagian kecil yang disewa untuk layanan transjakarta koridor 6.

Untuk layanan transjabodetabek, Pande menyatakan, pihaknya sudah mencapai kesepakatan dengan PT Transportasi Jakarta untuk pembayaran dengan sistem rupiah per kilometer.

Dengan sistem ini, nantinya penumpang transjabodetabek yang berangkat atau hendak menuju kota-kota penyangga tidak perlu lagi membayar biaya tambahan. Karena mereka cukup membayar tarif seperti yang diterapkan dalam layanan transjakarta, yakni Rp 3.500.

"Kesepakatan sudah dicapai, cuma besarannnya masih dihitung di LKPP. Tapi mungkin minggu-minggu ini kita sudah adakan MoU (dengan PT Transjakarta)," ucap Pande.

Sebagai informasi, selain untuk memperkuat layanan transjabodetabek, tujuan Kemenhub mengalokasikan 600 bus untuk layanan transjabodetabek adalah untuk merespons keinginan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Basuki diketahui ingin agar jumlah bus yang melayani rute dari kota penyangga ke Jakarta ditambah.

Selanjutnya, ia ingin bus-bus tersebut terintegrasi secara pembayaran dengan layanan bus transjakarta. Jadi, tarif yang akan dikenakan kepada penumpang hanya Rp 3.500.

Dengan cara ini, ia yakin warga kota penyangga pengguna sepeda motor akan mau meninggalkan kendaraannya itu dan beralih menggunakan angkutan umum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com