Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harapan Ahok terhadap Griya Gus Dur...

Kompas.com - 24/01/2016, 15:17 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berpendapat bahwa masih banyak masyarakat yang membedakan kelompok masyarakat dari sisi agamanya.

Hal tersebut sering membuat nilai-nilai pluralisme hilang di tengah masyarakat.

Karena itu, Ahok berharap Griya Gus Dur di Jalan Taman Amir Hamzah, Pegangsaan, Jakarta Pusat, bisa menghilangkan pengelompokan itu.

"Kita kan sekarang dikotak-kotakkan oleh sekelompok orang. Dengan adanya Griya Gus Dur, kita akan membangkitkan kembali nilai-nilai pluralisme dan dasar-dasar negara kita," ujar Ahok (sapaan Basuki) di Rumah Griya Gus Dur, Jalan Taman Amir Hamzah, Minggu (24/1/2016).

Ahok berharap rumah tersebut bisa menjadi wadah meneruskan pemikiran Gus Dur soal toleransi beragama.

Di mata Ahok, sosok Gus Dur begitu mengerti bahwa yang dituhankan adalah Allah, bukan agama dan kitab.

Orang yang membenci orang lain karena agamanya atau kitabnya, kata Ahok, yang mengutip Gus Dur, berarti tidak mengerti cara beriman kepada Tuhan.

Menurut Ahok, jika semua orang paham akan hal ini, tidak ada yang akan mengkritiknya hanya karena agamanya bukan agama mayoritas.

"Kalau kita bertuhan, enggak mungkin kita ribut. Bagaimana mungkin saya bisa maksain orang suka sama saya?" tutur Ahok.

"Nah ini yang penting, saya kira sangat baik ada seperti ini karena bangsa ini di tengah persimpangan jalan. Orang dikotak-kotakkan dengan unsur agama," ujarnya.

Griya Gus Dur merupakan bekas kediaman Wahid Hasyim, ayah Gus Dur, yang juga tokoh nasional.

Peresmian Griya Gus Dur dilakukan hari ini, Minggu (24/1/2016). Tokoh NU Mustafa Bisri, seniman Sutanto Mendut, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, hingga aktivis hak asasi manusia hadir dalam acara itu.

"Griya Gus Dur nantinya akan bermarkas para lembaga yang melanjutkan perjuangan Gus Dur," ujar salah satu putri Gus Dur, Inayah Wahid, seusai acara peresmian.

Adapun lembaga itu antara lain The Wahid Foundation, Bani KH Abdurrahman Wahid, Abdurrahman Wahid Center for Interfaith Dialogue and Peace at University of Indonesia, dan Yayasan Teman Bangkit.

Tempat itu diharapkan menjadi tempat berkumpulnya orang-orang pergerakan untuk berdiskusi demi kebaikan bangsa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com