Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi dan KCJ Beda Keterangan Terkait Tewasnya Fitria "Spider Kid"

Kompas.com - 04/02/2016, 17:56 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Masih ingat dengan Fitria Aulia si "Spider Kid"? Kabar yang datang kali ini tentang bocah tersebut bukan mengenai aksi nekatnya lagi yang hobi memanjat diketinggian.

Namun, kali ini yang datang justru kabar duka. Fitriah ditemukan tak bernyawa di dekat stasiun Pondok Ranji, Rabu (3/2/2016), sekitar pukul 15.00.

Informasi mengenai kematian Fitria dikonfirmasi oleh Kepala Polsek Ciputat, Komisaris H Damanik. Polisi menduga, Fitria tewas tertabrak kereta.

"Dia (meninggal) karena ketabrak kereta, bukan keseterum (memanjat)," kata Damanik, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (4/2/2016).

Sayangnya Damanik belum dapat menjelaskan kronologinya lantaran mengaku sedang mengemudikan kendaraan.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bagian Humas PT KCJ Eva Chairunnisa, membenarkan adanya temuan seorang anak perempuan di dekat Stasiun Pondok Ranji.

Berbeda keterangan, pihak KCJ menyebut korban bukan tertabrak kereta. Tak ada tanda-tanda korban tertabrak kereta pula.

"Enggak, dia enggak tertabrak kereta. Kita enggak tahu motivasinya tiba-tiba kondisinya sudah tergeletak dekat stasiun Pondok Ranji," ujar Eva.

Namun, KCJ telah menyerahkan kasus ini kepada polisi untuk pengusutannya. Hingga kini, Kompas.com masih mencoba mendapatkan kepastian kronologi mengenai kematian Fitria.

Aksi berbahaya

Nama Fitria cukup terdengar dengan aksinya yang berbahaya. Bocah ini disebut punya kelainan hobi memanjat di struktur yang tinggi. Beberapa tempat yang pernah dipanjatnya misalnya gerbang Ancol, Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET), sekitaran stasiun dan lainnya.

Meski berbahaya, Fitria sering tak jera. Baginya, jatuh itu tidak sakit.

"Waktu jatuh, saya enggak merasa sakit sama sekali. Kalau orang sakit kan pasti kapok ya. Kalau saya enggak sakit. Jadi enggak kapok deh naik ke tempat-tempat yang tinggi," kata gadis dengan sapaan Pipit ini, beberapa waktu silam.

Rupanya, Fitria punya cita-cita menjadi pemain sirkus.

Komisioner Komisi Nasional Perlindungan Anak Seto Mulyadi pernah mengatakan, kemampuan, minat, dan bakat anak seperti Pipit dapat dikembangkan. Ia bisa menjadi pemain sirkus andal atau seorang atlet olahraga Indonesia.

"Makanya, harus ada perhatian khusus dari pemerintah untuk bisa mengembangkan bakat anak ini supaya kelebihan Fitri tidak hanya menyusahkan masyarakat dengan memanjat-manjat tiang SUTET seperti itu," kata Seto. (Baca: Tertabrak Kereta di Pondok Ranji, Fitria "Spider-Kid" Meninggal Dunia)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com