Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/02/2016, 09:38 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Rencana penertiban kawasan Kalijodo mengundang perhatian banyak pihak. Bahkan, tokoh-tokoh yang berminat maju dalam Pilkada DKI Jakarta mulai berkunjung ke sana.

Pertama adalah Ahmad Dhani. Bersama dengan Barisan Ansor (Banser), pria yang sudah dipinang oleh PKB untuk maju dalam Pilkada DKI disambut meriah oleh warga Kalijodo, Senin (15/2/2016) pukul 10.50 WIB.

Dhani mengaku mendukung upaya penertiban kawasan prostitusi di utara Jakarta itu. Menurut dia, relokasi harus membuat penghuni Kalijodo hidup lebih baik.

"Mereka harus dapat kehidupan yang lebih baik. Misalnya, bekerja sebulan dapat Rp 1 juta, kalau pindah harus lebih dari Rp 1 juta. Intinya harus lebih baik," kata Dhani kala itu.

Sehari setelah Dhani, Selasa (16/2/2016), giliran Farhat Abbas. Dia mengaku ditunjuk oleh Partai Golkar untuk meramaikan Pilkada DKI.

Dalam kunjungan tersebut, Farhat menyampaikan kepada warga bahwa ia mempunyai solusi untuk persoalan Kalijodo.

"Penutupan bukanlah solusi. Kalau saya jadi gubernur, kawasan ini akan saya jadikan perkampungan modern," ujarnya di salah satu rumah warga di Kalijodo.

Farhat mengaku tidak merasakan adanya unsur premanisme di Kalijodo. Ia menyebut Kalijodo sebagai kali pertemuan jodoh.

"Di sini enggak perlu dibangun taman, tetapi bangun pertemanan. Saya tidak melihat preman di sini. Saya melihatnya persahabatan," ucap dia.

Farhat juga menekankan bahwa ia tidak akan menutup Kalijodo jika menjadi gubernur.  Namun, kata dia, masyarakat harus berjanji untuk mencari pekerjaan yang lebih baik dalam jangka waktu 10 tahun.

Selain Ahmad Dhani dan Farhat Abbas, sejumlah tokoh politik juga ikut berkomentar. Mereka antara lain Sandiaga Uno (Partai Gerindra) dan Hidayat Nurwahid (PKS).

Sandiaga mengatakan bahwa Kalijodo merupakan permasalahan yang kompleks. Upaya penertiban yang dilakukan oleh Pemprov DKI harus didukung untuk menjadikan Jakarta lebih banyak memiliki ruang terbuka hijau (RTH).

"Yang harus dilihat manusianya, sosial dan ekonomi. Agar yang terdampak juga dicarikan solusi," kata dia.

Sementara Hidayat Nurwahid menyatakan bahwa rencana penggusuran wilayah Kalijodo merupakan bagian dari kampanye Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

"Sekarang tahun politik kan? Beliau akan maju jadi calon gubernur. Jadi, apabila beliau ingin menyelesaikan masalah Kalijodo tanpa tafsir politik, seharusnya diselesaikan tahun-tahun sebelumnya," kata Hidayat.

Basuki sendiri tampak tidak peduli dengan komentar berbagai pihak. Dia hanya fokus mengembalikan fungsi kawasan Kalijodo yang terletak di wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Utara sebagai area pertamanan atau RTH.

"Pastinya akan lebih bagus kan? Sekalian menambah RTH di Ibu Kota," kata dia.

Menurut dia, kawasan Kalijodo akan jauh lebih baik apabila dijadikan sebagai area hijau daripada diabaikan dan tetap dijadikan tempat prostitusi.

Ketika ditanya apakah akan datang ke Kalijodo, dia menjawab, "Ngapain saya ke Kalijodo? Lu mau nonton film kungfu?! He-he-he...."

Kompas TV Benarkah Kalijodo Jadi Panggung Politik?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Megapolitan
DJ East Blake Nekat Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih sebab Tak Terima Diputuskan

DJ East Blake Nekat Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih sebab Tak Terima Diputuskan

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Satpol PP dan Dinas Terkait Dinilai Lalai

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Satpol PP dan Dinas Terkait Dinilai Lalai

Megapolitan
7 Tahun Berdiri, Lokasi Binaan Pasar Minggu Kini Sepi Pedagang dan Pembeli

7 Tahun Berdiri, Lokasi Binaan Pasar Minggu Kini Sepi Pedagang dan Pembeli

Megapolitan
Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com