"Yang dipakai itu nama ajudan, mengaku sebagi orang dekat saya. Saya suruh lapor supaya dilacak nomor rekening dan nomor teleponnya," ujar Djarot, Kamis (18/2).
Laporan pun dilayangkan Djarot melalui ajudannya ke Polres Metro Jakarta Pusat beberapa hari yang lalu.
Terkuaknya kasus ini, kata Djarot, membuat dirinya berpikir bahwa yang melakukan hal itu memiliki sindikat dan jam terbang yang tinggi. Serta kemungkinan adanya orang dalam yang bekerja sama dengan oknum itu.
"Kemarin sudah dilacak, yang nelepon orang luar Jawa. Memang ada sindikat, ada mafianya. Kalau betul ada orang dalam, kita pidanakan. Makanya dilaporkan supaya terang benderang kasusnya. Kita tangkap orangnya," kata Djarot.
Staf pribadi Wakil Gubernur DKI, Monang Tambunan, mengatakan, sudah banyak kasus pencatutan nama Wagub DKI yang dilakukan oknum yang mengaku sebagi orang dekatnya.
Penipu ini bahkan pernah meminta uang kepada seorang tamu Djarot melalui telepon sebesar Rp 45 juta. Dia mengaku orang dekat dan Wagub butuh uang untuk perbaikan rumah dan biaya kuliah anaknya.
"Pelakunya pakai nama ajudan, kepada orang-orang yang dimintakan uang, pelaku minta dikirimkan uangnya ke Bank BNI atas nama Indra Prasetyo. Makanya, kita laporkan ke polisi biar dilacak nomor handphone dan rekening BNI atas nama Indra Prasetyo," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.