Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebijakan Berbeda Membuat Warga Kalijodo Merasa Diperlakukan Tak Adil

Kompas.com - 23/02/2016, 07:45 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Jauh-jauh direlokasi ke Rusun Marunda, sejumlah warga Kalijodo mesti "menelan pil pahit". Ternyata, warga yang mengontrak tidak diprioritaskan untuk menempati rusun.

Meski sama-sama ber-KTP DKI, pemilik bangunan di Kalijodo didahulukan untuk mendapatkan rusun. Kebijakan yang berbeda-beda membuat warga Kalijodo merasa diperlakukan tidak adil.

Maklum, warga Kalijodo yang temannya juga pengontrak sebelumnya bisa mendapat rusun. Mendadak, kebijakan itu berubah.

Para pengontrak yang telanjur datang ke Rusun Marunda sambil membawa barang-barang "gigit jari". Salah satunya Maisarah, warga Kalijodo berstatus pengontrak dengan KTP di RT 01 RW 05 Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.

Saat mengikuti pengundian, rupanya petugas di rusun belum bisa menerimanya lantaran berstatus pengontrak. Petugas pengundian meminta agar Maisarah melapor ulang ke Posko Kecamatan Penjaringan. Padahal, ia telah diberi surat bukti pendaftaran warga RW 05 Kalijodo dari Kelurahan Pejagalan.

"Teman-teman saya yang juga pengontrak malah sudah ada yang dapat," kata Maisarah di Rusunawa Marunda, Jakarta Utara, Senin (22/2/2016).

Sugianto, warga RT 04 RW 05 Kalijodo, juga bernasib sama. Ia merasa diperlakukan tidak adil karena pengontrak lain ada yang mendapatkan rusun. Ia pun memiliki KTP sebagai warga Kalijodo dan telah menerima surat tanda terima berkas permohonan unit rumah susun.

"Tetangga saya yang ngontrak dapat. Saya juga sudah dikasih surat ini (surat permohonan rusun). Kalau memang ngontrak enggak dapat, kawan saya kemarin enggak dapat juga dong, enggak adil," ujar Sugianto.

Beda kebijakan

Soal beda kebijakan ini, Kepala Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) Marunda Suharyanti berjanji akan melakukan pengecekan, bahkan sampai penertiban. Suharyanti "menyalahkan" pendataan warga di Kecamatan Penjaringan yang tidak menyeleksi lebih dulu.

"Kalau kemarin di kecamatan sana main naik saja ke bus, jadi sortirannya kurang. Kita akan data kembali. Kalau memang (pengontrak) mendompleng dalam tanda kutip, akan kita tertibkan," ujar Suharyanti.

Diakuinya, penerimaan warga Kalijodo ini memang dikhususkan bagi warga yang bukan pengontrak.

"Pengontrak sebenarnya tidak menjadi prioritas," kata Suharyanti. (Baca: Pengelola Rusun Marunda Tegaskan Warga Pengontrak Rumah di Kalijodo Tak Jadi Prioritas)

Kendati demikan, ia berjanji akan menanyakan ke pimpinannya dulu terkait apakah warga Kalijodo berstatus pengontrak bisa diterima atau tidak.

"Yang penting saya menunggu perintah dari pimpinan. Nanti kita minta arahan dulu," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Lantik 60 PPK untuk Kawal Pilkada Bekasi 2024

KPU Lantik 60 PPK untuk Kawal Pilkada Bekasi 2024

Megapolitan
Beraksi di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja, Pelaku Pereteli 3 Ban Mobil dalam 20 Menit

Beraksi di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja, Pelaku Pereteli 3 Ban Mobil dalam 20 Menit

Megapolitan
Cerita Fransiskus Asal Flores, Rela Cuti Kuliah demi Jadi Taruna STIP

Cerita Fransiskus Asal Flores, Rela Cuti Kuliah demi Jadi Taruna STIP

Megapolitan
Pemprov DKI Larang 'Study Tour', Korbankan Pengalaman Anak

Pemprov DKI Larang "Study Tour", Korbankan Pengalaman Anak

Megapolitan
PSI Buka Penjaringan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur untuk Pilkada DKI Jakarta

PSI Buka Penjaringan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur untuk Pilkada DKI Jakarta

Megapolitan
Sebelum Penerimaan Dimoratorium, Catar STIP Sudah Bayar Rp 2 Juta untuk Seleksi Masuk

Sebelum Penerimaan Dimoratorium, Catar STIP Sudah Bayar Rp 2 Juta untuk Seleksi Masuk

Megapolitan
Harapan Baru Keluarga Vina Cirebon, Hotman Paris Turun Tangan dan Ungkap Kejanggalan Kasus Pembunuhan

Harapan Baru Keluarga Vina Cirebon, Hotman Paris Turun Tangan dan Ungkap Kejanggalan Kasus Pembunuhan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana | Miliaran Hasil Parkir Mengalir ke Ormas dan Oknum Aparat

[POPULER JABODETABEK] Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana | Miliaran Hasil Parkir Mengalir ke Ormas dan Oknum Aparat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 17 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 17 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Cerah Berawan

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW1

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW1

Megapolitan
Banyak Jukir Liar, Pengelola Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab

Banyak Jukir Liar, Pengelola Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab

Megapolitan
Pencuri Ban Mobil di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja Jual Barang Curian ke Penadah Senilai Rp 1.800.000

Pencuri Ban Mobil di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja Jual Barang Curian ke Penadah Senilai Rp 1.800.000

Megapolitan
Hotman Paris Duga Ada Oknum yang Ubah BAP Kasus Vina Cirebon

Hotman Paris Duga Ada Oknum yang Ubah BAP Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Begal Calon Siswa Bintara Tewas Ditembak di Dada Saat Berusaha Kabur

Begal Calon Siswa Bintara Tewas Ditembak di Dada Saat Berusaha Kabur

Megapolitan
Tiga Pembunuh Vina di Cirebon Masih Buron, Hotman Paris: Dari Awal Kurang Serius

Tiga Pembunuh Vina di Cirebon Masih Buron, Hotman Paris: Dari Awal Kurang Serius

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com