Dalam saluran tersebut, air kerap kali tersumbat oleh sampah. Entah dari mana sampah itu berasal, namun tertumpuk dan menghambat aliran air dari hulu ke hilir. Dan merekalah biang keladi genangan di Jalan Medan Merdeka Selatan.
Padahal, gorong-gorong merupakan bagian penting dalam sebuah kota. Tanpa ada gorong-gorong, kota akan 'mati' tertutup air.
Namun, sampah di gorong-gorong Jakarta tak semuanya sama. Dalam temuan Satgas Banjir dari Suku Dinas Tata Air Jakarta Pusat pada Rabu (24/2/2016) lalu, tumpukan kulit kabel ditemukan dalam gorong-gorong yang memiliki lebar sekitar tiga kilometer tersebut.
Pada hari keenam pencarian kulit kabel, kompas.com berkesempatan masuk dalam gorong-gorong salah satu kawasan 'ring satu' di Indonesia.
Saat pertama kali turun dan menginjakkan kaki, tak terasa bagian dasar gorong-gorong. Telapak kaki hanya menginjak tumpukan sampah dari kulit kabel dan lumpur.
Sampah dan lumpur di gorong-gorong tersebut setinggi 40 centimeter atau sebetis orang dewasa. Kaki pun sulit untuk digerakkan. Perlu tenaga lebih agar kaki bisa lepas dari sampah dan lumpur di dasar gorong-gorong.
Tinggi gorong-gorong kurang lebih sekitar 1,5 meter dengan lebarnya sekittar tiga meter. Beton gorong-gorong juga tampak masih kuat karena tak ada sedikit pun lubang.
Di sisi barat gorong-gorong, tepatnya di bawah lampu lalu lintas Jalan Medan Merdeka Selatan, tampak dipenuhi oleh tumpukan kulit kabel. Tumpukan tersebut memenuhi 3/4 dari gorong-gorong.
Kemudian bagian atas tumpukan kulit kabel hanya berjarak sekitar 10 centimeter dari bagian atas gorong-gorong. Sementara itu, di sisi timur atau menuju hulu saluran, tampak terlihat jelas.