Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka Mempermasalahkan Gaya Komunikasi Ahok

Kompas.com - 13/03/2016, 13:50 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gaya bicara ceplas-ceplos dan sikap kerap emosi dari Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama masih dipermasalahkan oleh sejumlah pihak, seperti Wakil Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Partai Demokrat Andi Nurpati, serta dua peneliti, Emrus Sihombing dan Heri Budianto.

Saat acara pembacaan hasil survei Emrus Corner, Minggu (13/3/2016) pagi, hal itu menjadi topik bahasan mereka.

Menurut Emrus, Basuki seharusnya tidak berbicara dengan nada emosi yang terlalu berlebihan. Atas penilaian ini, dia tidak sependapat dengan masyarakat yang suka pemimpin dengan gaya komunikasi ceplas-ceplos.

"Kalau bilang komunikasinya ceplas-ceplos, tetapi lebih baik (karena) tidak korupsi, itu pikiran sesat. Masih banyak yang lebih baik dari Ahok (sapaan Basuki), bicaranya santun dan tidak korupsi. Contohnya, tokoh-tokoh agama," kata Emrus.

Heru Budianto, di tempat yang sama, membandingkan Basuki dengan pasangannya dalam Pilkada DKI 2012, Joko Widodo.

Menurut Heri, mereka bisa terpilih dan mengungguli Fauzi Bowo yang saat itu merajai sejumlah survei karena mau turun ke lapangan. Heri melihat, pendekatan turun ke lapangan ini yang tidak ada dalam diri Basuki.

"Calon yang turun ke bawah, calon yang akan menang. Siapa yang blusukan sekarang, kemungkinan besar bisa ambil hati masyarakat. Yang turun ke bawah akan unggul, dan Ahok termasuk jarang. Ahok juga belum pernah masuk ke got kayak Pak Jokowi," ujar Heri.

Menurut Heri, Basuki tidak memanfaatkan strategi komunikasi berupa pencitraan melalui banyaknya temuan bungkus kabel di gorong-gorong, beberapa waktu lalu.

Andi pun berpendapat hal yang sama. Dia pun mempertanyakan mengapa Basuki tidak turun saat penertiban bangunan liar di Kalijodo.

Basuki juga dinilainya tidak elegan dalam bersikap saat mundur dari partai politik yang telah mengusungnya, yaitu Partai Gerindra.

Menurut Andi, perlakuan Basuki kepada parpol pengusungnya pada Pilkada DKI terdahulu akan jadi bumerang pada Pilkada DKI 2017.

"Walau kita tahu, di tengah perjalanan, Ahok mundur, mundurnya tidak elegan. Dijadikan orang besar, tetapi mundurnya tidak elegan. Kami ingatkan kepada publik, perlakuan Ahok seperti ini akan jadi bumerang," ujar Andi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com