Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengacara Azis Dukung Pernyataan Ratna Sarumpaet soal Ahok "Beli" TNI-Polri

Kompas.com - 16/03/2016, 18:42 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengacara warga Kalijodo, Razman Arif Nasution, menduga pernyataan pekerja seni dan aktivis Ratna Sarumpaet soal Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok membayar aparat negara ada benarnya.

Hal ini berkaitan dengan Pergub Nomor 138 Tahun 2015 tentang honorarium anggota TNI atau Polri di lingkungan Pemprov DKI Jakarta.

"Jadi kalau ini benar maka pernyataan Ratna Sarumpaet sahabat saya itu menjadi sangat kuat. (Ini) Indikasi lho, presumption of innocence (praduga tak bersalah). Nah, ini pergubnya. Berarti berdasarkan ini dia menggunakan itu kan," kata Razman, di PTUN Jakarta di Jakarta Timur, Rabu (16/3/2016).

Baca: Ratna Sarumpaet: Ahok Sudah Beli Tentara, Kepolisian, dan KPK

Lewat Pergub itu, Razman menuding Ahok melakukan pelanggaran.

"Kalau ini berarti sudah ada orang yang mencoba membayar TNI/Polri. Ini yang diributkan itu sekarang kan, (TNI) Angkatan Udara minta bukti kan (pernyataan Ratna). Mana, bukti kan, Ratna diminta, saya beritahu kalau benar ini," ujar Razman.

Baca: "Perang" di Twitter, TNI AU Merasa Perlu Beri Penjelasan kepada Ratna Sarumpaet

Pengacara Daeng Azis ini heran apakah gaji TNI dan Polri tidak cukup dari negara. Padahal, menurut dia, negara sudah menaikkan gaji aparat dan sejumlah institusi negara lainnya.

Razman mendapatkan informasi soal pergub ini dari warga Kalijodo, Leonard Eko Wahyu alias Leo, salah satu penggugat Wali Kota Jakarta Utara. Leo menjelaskan, dalam pergub itu diatur bahwa honorarium Rp 250.000 dan uang makan Rp 38.000.

Ia mencoba menghitung, saat penertiban Kalijodo, pemerintah berarti telah menggelontorkan uang begitu besar. Ia menganggap itu sebagai kerugian negara.

"Kalau saya kalikan 6.000 personel yang ada di lapangan berarti Rp 17 miliar uang dikeluarkan untuk mereka untuk kasus Kalijodo. Itu baru per hari, dikalikan berapa hari mereka ada di sana. Nah, peraturan ini membuat kerugian negara hanya untuk keamanan di Kalijodo," jelas Leo.

Ia menyatakan mendapat informasi TNI menolak pemberian uang honorarium itu saat penertiban.

"Yang saya dengar TNI tidak menerima anggaran itu dan mengembalikan. Tetapi, kita enggak tahu dengan polisi, ini yang harus dipertanyakan," ujar Leo.

Kompas TV Menanti Wajah Baru Kalijodo (Bag. 2)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com