Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsultan Politik Ini Jadi Pemodal Awal Teman Ahok

Kompas.com - 17/03/2016, 08:24 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pada awal berdiri, kelompok relawan pendukung Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Teman Ahok, diketahui masih menerima sumbangan uang tunai. Adapun orang yang jadi pemodal awal berdirinya kelompok ini adalah Hasan Hasbi, konsultan politik yang juga menjadi pendiri Cyrus Network.

Meski demikian, Hasan menolak menyebut lembaganya sebagai pihak yang memodali Teman Ahok. Sebab, ia mengaku dana yang disumbangkan berasal dari uang pribadinya.

"Jadi, uang saya pribadi, bukan Cyrus," kata dia kepada Kompas.com, Kamis (17/3/2016).

Teman Ahok tercatat mulai aktif pada pertengahan 2015. Tujuannya ialah menggalang pengumpulan data KTP untuk mendukung Ahok, sapaan Basuki, maju pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017 melalui jalur independen.

Menurut Hasan, adanya inisiatif untuk membantu Teman Ahok dilatarbelakangi kesamaan mereka sebagai relawan Jakarta Baru, yakni relawan pendukung pasangan Joko Widodo dan Ahok saat perhelatan Pilkada 2012.

"Kami senior mereka (Teman Ahok) di Jakarta Baru. Untuk membantu, kami kumpulkan dana. Tidak mungkin dong kalau hanya membantu dengan doa," ujar dia.

Hasan menuturkan, selain dia, ada 10 orang lainnya yang juga ikut mengumpulkan dana untuk Teman Ahok. Dana yang terkumpul saat itu diketahui mencapai sekitar Rp 500 juta.

Dana inilah yang kemudian digunakan untuk biaya operasional Teman Ahok dan ongkos produksi pembuatan pernak-pernik. (Baca: Booth "Teman Ahok" di Mal Semakin Menjamur)

"Jadi, kami membantu, tetapi dengan perjanjian ke depannya mereka tidak boleh lagi menerima dana tunai. Kami menyarankan agar modalnya diputar dengan cara menjual merchandise dan terbukti sekarang sudah jalan," ucap Hasan.

Beberapa waktu lalu, Juru Bicara Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas, menuturkan, modal yang mereka dapat saat awal berdiri berasal dari sumbangan sukarela perorangan. Bila ditotal, jumlahnya mencapai sekitar Rp 500 juta.

"Salah satunya senior kami di Jakarta Baru, Bang Hasan Nasbi. Beliau salah satu yang dulu nyumbang," kata Lia.

Meski sempat mengumpulkan dana secara tunai, saat ini Teman Ahok tidak lagi melakukan hal serupa karena sekarang mereka hanya menghimpun dana dari penjualan pernak-pernik.

Pernak-pernik itu mereka jual secara online dan melalui booth yang dibuka di beberapa pusat perbelanjaan. Jenis pernak-pernik yang dijual Teman Ahok dapat dilihat di laman resmi mereka, www.temanahok.com. (Baca: Ahok: Survei Cyrus Network Pasti "Menangin" Saya Dong...)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com