Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sambil Menangis, Warga Pasar Ikan Minta Tolong Sandiaga agar Dapat Ganti Rugi

Kompas.com - 08/04/2016, 16:09 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengusaha Sandiaga Uno mengunjungi pemukiman warga di kawasan Pasar Ikan, Pejaringan, Jakarta Utara, Jumat (8/4/2016). Kawasan ini rencananya akan ditertibkan pada Senin (11/4/2016).

Dengan mengenakan peci dan baju koko putih, Sandiaga yang ingin mencalonkan diri sebagai gubernur DKI Jakarta itu tampak berkeliling Pasar Ikan.

Ia memasuki gang sempit serta berair di di kawasan tersebut. Sepanjang perjalanan, banyak warga yang mengadu kepada Sandiaga.

Warga menyampaikan harapannya untuk mendapatkan ganti rugi atau tempat tinggal yang layak setelah penertiban. 

(Baca: Pindah ke Rusun, Warga Pasar Ikan Khawatir Kehilangan Mata Pencaharian)

Kamsa misalnya, sambil menangis, perempuan yang tinggal puluhan tahun di RW 4 ini mengaku tidak tahu harus pindah ke mana setelah Pemprov DKI meratakan rumahnya nanti.

KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Bakal calon gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, bertemu warga Pasar Ikan usai mengikuti shalat Jumat di Masjid Keramat Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (8/4/2016). Setelah Surat Peringatan 2 diberikan Pemprov DKI, hari ini, warga Pasar Ikan mulai membongkar lapak dagangannya.
Belum lagi, ia harus mencari uang tambahan untuk membiayai pengobatan suaminya.

"Suami saya sedang sakit, uang sudah habis berobat suami, saya juga punya balita. Kalau di sini kan saya bisa mulungjualin kardus. Jadi tolong pak," ujarnya kepada Sandiaga.

Tak hanya Kamsa, warga lainnya juga menyampaikan keluhan yang sama. "Saya punya 4 toko di sini, mohon solusinya Pak," kata seorang perempuan.

(Baca: Pedagang Pasar Ikan Bongkar Lapak Dagangan)

Menanggapi keluhan tersebut, Sandiaga mengatakan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan dinas terkait untuk memfasilitasi warga.

Selain itu, pihaknya berencana memberikam pelatihan UMKM bagi warga yang terkena penggusuran.

"Kalau keputusan Pemprov sudah final, ya mereka pasrah saja. Tetapi kepada semua pemangku kepentingan agar dibantu untuk difasilitasi, paling tidak jangan dipindahkan terlalu jauh dari pasar," kata Sandiaga.

Rabu (6/4/2016) lalu, Pemkot Jakarta Utara memberikan surat peringatan 2 kepada warga Pasar Ikan. Pemberian SP 2 tersebut melibatkan 300 aparat dari Satpol PP, TNI, dan Polri.

Kompas TVSandiaga Jelaskan Soal Dokumen Panama
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com