JAKARTA, KOMPAS.com - Penjaringan bakal calon gubernur DKI Jakarta yang digelar Partai Gerindra sempat "mati suri" setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap kader Gerindra, Mohamad Sanusi.
Hingga pada Selasa (27/4/2016), proses penjaringan tersebut mulai "hidup" kembali dengan diumumkannya tiga nama bakal calon gubernur DKI yang akan diserahkan DPD DKI Gerindra kepada Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
(Baca: Sejak Tertangkapnya Sanusi, Penjaringan Cagub DKI Partai Gerindra Mati Suri)
Menurut pengamat politik dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) J Kristiadi, kasus Sanusi sebenarnya bukan musibah bagi Partai Gerindra.
Ia menyebut kasus ini justru menjadi kesempatan bagi Gerindra untuk melakukan koreksi diri.
"Ini justru berkah bagi Partai Gerindra untuk melakukan koreksi karena Partai Gerindra harus diisi orang-orang hebat bukan hanya hebat dalam kompetisi tetapi juga dalam refleksi diri," ujar Kristiadi kepada Kompas.com, Selasa (26/4/2016).
Kristiadi mengatakan, masalah Sanusi harus dijadikan cambuk bagi Partai Gerindra agar bisa merebut kembali dukungan masyarakat.
Mereka harus memperbaiki diri dan meyakinkan masyarakat bahwa Partai Gerindra tidak koruptif.
"Kalau mereka bisa melakukan refleksi, maka dari yang semula disebut musibah ini bisa jadi berkah," ujar Kristiadi.
Gerindra optimistis
Kendati demikian, terkait Pilkada DKI 2017, Gerindra optimistis bakal menang.
Ketua DPD Partai Gerindra DKI Mohamad Taufik yakin partainya tidak akan kehilangan pemilih karena kasus dugaan suap pembahasan raperda reklamasi yang menjerat Mohamad Sanusi.
(Baca: Meski Ada Kasus Sanusi, Partai Gerindra Yakin Tetap Dipilih Warga Jakarta)
Taufik mengatakan, partainya sudah membuktikan hal itu melakui survei internal.
"Enggak khawatir soal itu. Kita sudah buktiin nih dua minggu dari hasil survei internal kita. Makanya sekarang kita umumin 3 nama kan. Kalau cemas yang kayak begitu mah enggak mungkin diumumin," ujar Taufik di Kantor DPD Partai Gerindra DKI Jakarta, Selasa (26/4/2016).