JAKARTA, KOMPAS.com — Puluhan mahasiswa yang mengenakan atribut Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) kembali berunjuk rasa di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Selasa (10/5/2016).
Unjuk rasa hari ini masih untuk mengecam Wakil Ketua KPK Saut Situmorang karena sempat melontarkan pernyataan yang dinilai menyinggung HMI.
Para pengunjuk rasa tiba dengan menggunakan satu bus Koantas Bima. Beberapa orang tampak dalam posisi duduk di atas bus. Dengan membawa bendera organisasi, mereka menyanyikan lagu-lagu yang terkait dengan HMI.
Dalam aksinya, para mahasiswa HMI mengecam pernyataan Saut. Namun, mereka mengaku tidak membenci KPK.
"Perlu kami tegaskan, kami tidak memusuhi KPK, tapi memusuhi Saut Situmorang," ujar salah seorang pengunjuk rasa.
Unjuk rasa yang dilakukan para mahasiswa HMI tidak berlangsung lama. Setelah sekitar 45 menit, mereka mengakhiri aksinya dengan menyerahkan seikat bunga, lima sapu lidi, dan empat nasi bungkus.
Barang-barang itu diserahkan ke salah seorang perwakilan KPK yang menemui mereka.
Ketua PB HMI Mulyadi mengatakan, sapu lidi yang mereka serahkan merupakan simbol agar ke depannya KPK bisa bersih dari orang-orang seperti Saut.
"Ini sapunya untuk membersihkan KPK dari orang-orang yang kotor, dari orang yang berpikiran kotor, berkata kotor, dan tidak beretika seperti Saut Situmorang," ujar Mulyadi.
Sementara nasi bungkus, disebut Mulyadi, sebagai simbol bahwa KPK sebagai institusi yang dibiayai rakyat.
"Ini nasi ada empat bungkus. Ini simbol bahwa yang memberi makan KPK dan menggaji KPK itu rakyat. Jadi KPK harus tunduk untuk rakyat, bukan kepada kelompok atau orang tertentu," kata dia.
Para mahasiswa HMI meninggalkan Gedung KPK dengan bus yang sama. Beberapa di antaranya masih terlihat naik ke atap bus.
Pada Senin (9/5/2016), unjuk rasa juga digelar HMI di depan Gedung KPK, Jakarta. Unjuk rasa yang diwarnai kericuhan itu meminta Saut mengklarifikasi ucapannya dan meminta maaf kepada HMI.