JAKARTA, KOMPAS.com — Transportasi air atau waterway benar-benar dimanfaatkan oleh warga yang tinggal di Rumah Susun Sederhana Sewa Marunda, Jakarta Utara. Pada Jumat (20/5/2016), sekitar pukul 06.15 pagi, puluhan warga sudah mengantre di dermaga apung Marunda.
Sebelum naik ke perahu cepat, calon penumpang terlebih dahulu harus mendaftarkan diri mereka. Pagi ini, ada sekitar 24 penumpang beserta tiga awak kapal yang bersiap diberangkatkan menuju Pelabuhan Muara Baru.
"Bus transjakarta laut" ini memang hanya diperuntukkan bagi warga Rusun Marunda tanpa dipungut biaya apa pun.
Kapal cepat berukuran 10 meter dengan nama "Kerapu II" ini memiliki dua mesin penggerakan yang terletak di ekor perahu dengan kapasitas angkut sebanyak 30 penumpang.
Ruangan di dalam kapal tidak terlalu besar. Terdapat dua baris tempat duduk di dalamnya. Untuk keselamatan penumpang, di setiap tempat duduk juga disediakan pelampung jika tiba-tiba kapal karam atau situasi yang tidak memungkinkan terjadi di tengah laut.
Selain itu, kapal juga dilengkapi dengan navigasi serta sistem komunikasi yang bisa digunakan jika sewaktu-waktu kapal menemui masalah. Setiap keberangkatan juga memiliki izin.
Sekitar pukul 06.50 WIB, satu per satu penumpang memasuki perahu. Nakhoda selama 5 hingga 10 menit memanaskan mesin perahu yang sudah bersandar selama semalaman di badan dermaga.
Tepat pukul 07.00 WIB, sesuai dengan jadwal, perahu cepat mulai diberangkatkan. Saat perjalanan, perahu melaju dengan kecepatan 25 knot atau setara dengan 50 km per jam jika dikonversi untuk kecepatan di darat.
Dengan kecepatan itu, diperkirakan perjalanan ke Pelabuhan Muara Baru memakan waktu 30 menit.
Di tengah laut, deburan ombak tidak terlalu terasa menghantam badan perahu. Keseimbangan perahu tetap terjaga meski dari beberapa arah ombak menghantam perahu. Beruntung juga pagi ini cuaca cerah tanpa awan.
Salah satu kru kapal, Taufiq, mengatakan, jika cuaca cerah, kondisi laut juga akan baik. Namun, berbeda jika hujan, ombak laut akan lebih tinggi. Bahkan, beberapa kali jika cuaca diprediksi memburuk, perjalanan kapal terpaksa dibatalkan.
"Tetapi, semua tergantung nakhoda, kalau dia bilang tetap jalan, ya perahu akan berjalan, jika dia bilang batal, kami akan batalkan," ujar Taufiq kepada Kompas.com, Jumat (20/5/2016).
Saat menuju Muara Baru, terlihat kapal bermuatan besar berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok. Setiap kapal memiliki jarak parkir dari kapal ke kapal lain. Perahu Kerapu II tampak leluasa melewati beberapa kapal yang terparkir.
"Semua sudah ada jalurnya, seperti lalu lintas di darat, tetapi tidak memiliki tanda," kata Taufiq.
Taufiq mengatakan, untuk keselamatan, penumpang dilarang untuk mondar-mandir di dalam kapal. Namun, katanya, ada beberapa penumpang baru yang sering terlihat gugup ketika kapal sudah mulai berjalan. Bahkan, banyak yang mual.
"Makanya, kami sediakan plastik, Mas, sering juga ada yang mual, he-he-he...," ujar Taufik.
Sekitar pukul 07.30 WIB, tepat sesuai jadwal, perahu sudah sampai ke Pelabuhan Muara Baru. Tampak dermaga kecil yang persis sama dengan yang ada di dermaga Marunda mulai disenderi oleh perahu. Perahu akan diparkirkan di Pelabuhan Muara Angke.
Sekitar pukul 16.30 WIB, perahu akan kembali ke Pelabuhan Muara Baru. Barulah pukul 17.00 WIB, perahu akan kembali ke dermaga Marunda.