Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Tiga Tahun Diresmikan Jokowi, Begini Kondisi "Waterway" Marunda

Kompas.com - 19/05/2016, 20:33 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejak diresmikan tiga tahun lalu, transportasi air atau waterway di Marunda, Jakarta Utara, tak banyak berubah. Waterway yang diresmikan tahun 2013 pada era pemerintahan Gubernur Joko Widodo ini tampak tak ada perubahan dari bentuk fisiknya.

Dermaga Apung berwarna oranye dan biru berukuran 9 meter x 3 meter serta perahu cepat berukuran 10 meter tampak bersandar di dermaga mini yang tak jauh dari rumah susun sederhana sewa Marunda.

Kepala dermaga Apung Marunda Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Masdar, mengatakan, sejak diresmikan pada 2013, warga Marunda masih memanfaatkan fasilitas angkutan air itu sebagai akses menuju Muara Baru.

Pada hari kerja, Masdar menyebut ada sekitar 27 sampai 28 warga yang menaiki perahu cepat untuk bekerja. Sementara setiap Sabtu, hanya ada rata-rata 18 hingga 19 penumpang yang menggunakan perahu itu. Perahu cepat tersebut berkapasitas 30 penumpang.

"Setiap hari selalu ada warga yang naik, Pak, tetapi kalau sudah penuh, kami tidak terima lagi, karena kalau over kapasitasnya juga bahaya untuk keselamatan penumpang," ujar Masdar kepada Kompas.com di Dermaga Apung Marunda, Kamis (19/5/2016).

Aktivitas kapal yaitu Senin hingga Sabtu, sedangkan pada hari Minggu, perahu tidak dioperasikan. Jam operasi dimulai dari pukul 07.00 WIB hingga 17.00 WIB. Namun, ketika berangkat dari Marunda ke Dermaga Muara Baru, kapal tersebut akan standby di Dermaga Muara Baru, barulah sorenya kapal kembali lagi ke Dermaga Apung Marunda.

Kompas.com/David Oliver Purba Kamis (19/5/2016), waterway Marunda tidak banyak berubah sejak diresmikan pada 2013 lalu, yaitu pada era pemerintahan Gubernur Joko Widodo

Masdar mengungkapkan, waterway Marunda hanya diperbolehkan untuk dinaiki oleh warga Rusun Marunda. Setiap penumpang wajib menunjukkan KTP atau tanda pengenal lain yang menunjukkan bahwa penumpang merupakan warga Rusun Marunda.

Masdar mengaku, meski saat ini di Marunda juga disediakan bus transjakarta oleh Pemprov DKI, tetapi tidak membuat penumpang transportasi air ini berkurang. Hal ini terbukti dari banyaknya warga yang selalu mengantre untuk naik perahu tersebut.

Saat ini ada dua akses jalan yang biasa dilalui warga Marunda untuk bisa mencapai dermaga waterway. Salah satunya akses yang berada tepat di belakang Rusun Marunda. Namun, pintu pagar hanya dibuka pada pukul 07.00 WIB dan 17.00 WIB.

Alasannya karena lokasi waterway meminjam akses lokasi PT KBN (Persero). Jadi, selain untuk mengakses waterway, tidak ada yang diperbolehkan masuk ke lahan tersebut. Selain itu, tampak dua pos jaga berukuran cukup besar yang bisa menampung 4 hingga 5 orang di dalamnya untuk satu pos.

Selain untuk berjaga, pos tersebut juga digunakan untuk beristirahat. Namun, Masdar mengatakan bahwa akses listrik dan air bersih sangat sulit di dermaga tersebut. Untuk penerangan, dirinya menggunakan mesin genset yang memerlukan biaya yang tidak sedikit per harinya.

Sedangkan untuk akses air bersih yang digunakan untuk mandi atau sekadar membersihkan diri, Masdar mengaku menggunakan air laut.

"Itulah Pak, yang kurang ya listrik dan air bersih. Kalau pasang genset kan biayanya enggak murah. Setiap hari harus beli minyak buat hidupinnya," ujar Masdar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com