Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Kantor Ombudsman, Warga Dadap Mengaku Diintimidasi

Kompas.com - 20/05/2016, 19:35 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam pertemuan dengan Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar di kantor Ombudsman RI, Jakarta, warga Dadap mengaku diintimidasi petugas saat menghadiri acara sosialisasi rencana penertiban di Dadap.

Menurut warga, bentuk intimidasi tersebut, di antaranya penggeledahan terhadap warga, yang berlebihan saat menghadiri acara sosialisasi serta penjagaan aparat, yang juga dinilai berlebihan.

Hal ini disampaikan perwakilan warga Dadap, Waisul Kurnia, yang hadir di Gedung Ombudsman RI, Jumat  (20/5/2016).

(Baca juga: Ombudsman RI Klarifikasi Hasil Investigasi Penggusuran Dadap ke Bupati Tangerang)

Menurut dia, peristiwa itu terjadi pada 14 Maret 2016, atau saat sosialisasi dari pihak Pemkab Tangerang.

"Kami merasa diintimidasi, dijaga aparat yang banyak. Dan kami pun sewaktu masuk digeledah diperiksa seperti di protokoler kepresidenan. Padahal, Pak Bupati sendiri bilang kami ini anaknya, tidak mungkin kami membawa senjata tajam," kata Waisul.

Perwakilan warga Dadap lainnya, Sujai, mengatakan bahwa warga sebenarnya membuka pintu dialog dengan Pemkab Tangerang soal penertiban.

Namun, kata dia, warga sekarang menjadi trauma karena khawatir adanya intimidasi.

"Warga terbuka tapi apa bisa dijamin bahwa pertemuan itu membahas kehidupan masyarakat artinya kepentingan dua pihak, yang dikhawatirkan sosialisasi penuh intervensi," ujar Sujai.

(Baca juga: Penggusuran Dadap Tunggu Masukan Ombudsman RI)

Pemkab Tangerang berencana menertibkan kawasan Dadap dalam waktu dekat.

Penertiban dilakukan dalam rangka menata kawasan tersebut, salah satunya untuk dijadikan Islamic Center dan pusat kuliner.

Penertiban menyasar sekitar 387 KK di wilayah Kampung Dadap, Kabupaten Tangerang.

Namun, dalam pemberian surat peringatan kedua (SP 2) penertiban, sempat terjadi ricuh antara warga dan aparat.

Kompas TV Peringatan Ketiga Kampung Dadap Ditunda
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com