Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Kejahatan Saat Mudik, Polisi Bersenjata Disiagakan di Stasiun

Kompas.com - 23/06/2016, 09:00 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Manajer Pengamanan Operasional Daops 1 PT KAI Suharsono mengatakan, pihaknya sudah meminta pengamanan kepada aparat kepolisian untuk arus mudik nanti.

Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi aksi kejahatan, baik yang terjadi di stasiun maupun di dalam kereta saat arus mudik hingga arus balik nanti.

"Pengamanan diketatin, minta ke polda karena di Daops 1 masalahnya dibagi tiga polda, yakni Polda Metro Jaya, Polda Banten, dan Polda Jabar. Yang di Polda Metro Jaya saya minta dari sini kurang lebih pengamanannya 362 personel," ujar Suharsono di Mapolda Metro Jaya, Rabu (22/6/2016) malam.

(Baca juga: Langkah-langkah yang Dilakukan Polisi jika Macet di Tol Saat Arus Mudik)

Suharsono menambahkan, pihak kepolisian sudah menyanggupi terkait permintaan personel pengamanan ini.

Dari tiga polda, akan disiagakan 594 personel gabungan. "Polisi di stasiun-stasiun, mereka di-plotting lalu pengawalan di dalam kereta. Total semua polda sebanyak 594 personel dan sudah diiyakan polisi," ucapnya.

Suharsono menyampaikan, nantinya di tiap stasiun akan didirikan satu posko pengamanan. Posko tersebut akan dijaga oleh satuan Brimob bersenjata lengkap.

"Semua ada, di Daops 1 kan ada 105 stasiun. Ada poskonya masing-masing. Polisi bersenjata yang siaga Brimob. Sudah protap mereka pakai senjata," tambah dia.

Suharsono melanjutkan, personel pengamanan tersebut dikerahkan untuk mencegah tindak kejahatan yang terjadi di stasiun ataupun di dalam kereta.

(Baca juga: Kapolda Metro Jaya Imbau Tak Gunakan Sepeda Motor Saat Mudik)

Meski menurutnya di wilayah Daops 1 aksi pencopetan sudah tidak ada lagi, Suharsono menyatakan bahwa personel pengamanan tetap dibutuhkan.

"Kalau Daops 1 masalah copet sudah enggak ada lagi, tetapi kita mencegah aja. Kalau yang dikatakan rawan mungkin hanya stasiun besar ajalah. (Stasiun) Senen, Gambir, Jatinegara, dan Jakarta Kota," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com