Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jawaban Ahok soal Kritik yang Sebut Simpang Susun Semanggi Mubazir

Kompas.com - 13/07/2016, 10:29 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tersenyum ketika membahas pendapat pengamat yang mengatakan simpang susun Semanggi justru menambah kemacetan.

Hal ini karena terbentuk bottleneck di sejumlah titik pada simpang susun Semanggi. Mengenai itu, Basuki mengatakan dia juga sudah memperhitungkannya.

"Begini aja deh, aku ini enggak pintar banget tapi enggak bodoh juga gitu loh. Suruh dia berdebat sama orang pintar, semua orang juga tahu kalau 6 jalur diubah jadi 4, ya jadi bottleneck," ujar Basuki atau Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (13/7/2016).

Jalur yang dilalui kendaraan ketika masuk simpang susun memang melebar. Ahok mengatakan itulah sebabnya dia akan mempersempit ruas Jalan Sudirman dan Jalan MH Thamrin dengan cara memperlebar trotoar.

Ahok mengatakan, hal itu agar jumlah jalur di sepanjang jalan tersebut konsisten 4 jalur. Saat melewati titik bottleneck, antrean kendaraan tidak terlalu membludak.

"Makanya kita di Kuningan juga ada underpass dan flyover kan, supaya pas. Nanti Jalan Sudirman dan Jalan MH Thamrin kita sempitin jalan nih supaya jangan dari 6 jalur, makanya kita pilih trotoarnya dilebarin supaya dia konsisten, 4 jalur ya 4 jalur terus," ujar Ahok.

Pembangunan simpang susun Semanggi dianggap sia-sia dan tidak akan mengantisipasi kemacetan ibu kota. Hal itu diungkapkan oleh Ketua Organisasi Pengemudi Seluruh Indonesia (OPSI) Peter Yan.

Adapun pembangunan simpang susun Semanggi ini untuk kebutuhan Asian Games 2018.

"Pembangunan flyover ini mubazir, tidak signifikan, tidak mengurai kemacetan. Itu pesan yang ingin saya sampaikan," kata Peter, pada sebuah diskusi publik di Jalan Cirebon, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (12/7/2016).

Peter mengimbau Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengkaji detail pembangunan simpang susun Semanggi. Desain pembangunan simpang susun Semanggi yang berbentuk seperti telinga justru akan menambah kemacetan. Sebab, di beberapa titik berbentuk bottleneck atau menyempit.

"Jadi begini, saat kita masuk (simpang susun Semanggi) jalan mengembang, pass out-nya mengecil lagi. Enggak bisa ini, secara hitungan teknis, ini (pembangunan simpang susun Semanggi) useless," kata Peter.

Kompas TV Penutupan Jalur Cepat Minim Informasi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Pelaku Tak Senang Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Pelaku Tak Senang Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com