Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Korban Vaksin Palsu Berencana Tuntut RS Harapan Bunda

Kompas.com - 17/07/2016, 13:24 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Orangtua yang memvaksinkan anaknya di RS Harapan Bunda, Jakarta Timur, dan tergabung dalam Aliansi Korban Vaksin Palsu, membuka posko crisis center di lobi RS Harapan Bunda, mulai Minggu (17/7/2016).

Crisis center dibuka untuk mengumpulkan data orangtua yang memvaksinkan anaknya di rumah sakit tersebut.

"Untuk mengumpulkan data soliditas korban dan didukung YLBHI (Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia) dan Kontras," ujar salah satu perwakilan Aliansi Korban Vaksin Palsu, Audi, di RS Harapan Bunda.

Audi mengatakan, crisis center dibuka karena pihak RS tidak memiliki itikad baik kepada mereka.

Crisis center akan terus dibuka hingga waktu yang belum ditentukan di lobi RS Harapan Bunda. Sebab, Audi menyebut masih banyak orangtua yang belum mengetahui informasi tersebut.

"Kami pembukaan crisis center ini tidak terbatas karena setahu kami masih banyak orangtua yang belum tahu," ucap Audi.

Rencananya, data-data orangtua korban vaksin di RS Harapan Bunda yang terkumpul akan di bawa ke ranah hukum dengan bantuan dari YLBHI. Mereka menuntut pertanggungjawaban pihak RS yang telah menggunakan vaksin palsu.

"Kemarin kami dapat arahan dari YLBHI untuk melakukan tuntutan. Yang kami tuntut hanyalah pertanggungjawaban mereka atas vaksin palsu yang dimasukkan ke anak kami," ujar dia.

Pantauan Kompas.com, puluhan orangtua mulai mendaftar di crisis center yang dibuka Aliansi Korban Vaksin Palsu tersebut. Mereka membuat surat pernyataan bermaterai 6.000 dan mengumpulkan kelengkapan data, yakni fotokopi KTP orangtua, fotokopi isi buku imunisasi, fotokopi kartu berobat, fotokopi kartu keluarga, dan nomor ponsel yang bisa dihubungi.

Aliansi Korban Vaksin Palsu itu meminta pihak RS Harapan Bunda bertanggung jawab memenuhi tujuh tuntutan mereka.

Ketujuh tuntutan tersebut yakni sebagai berikut:

  1. Menerbitkan daftar pasien yang diimunisasi di RS Harapan Bunda periode 2003 sampai 15 Juli 2016.
  2. Untuk mengetahui vaksin palsu atau asli harus dilakukan medical check up di RS yang lain. Untuk biaya medical check up, seluruh biaya ditanggung RS Harapan Bunda. Untuk rumah sakit yang melakukan medical check up ditentukan oleh orangtua korban.
  3. Vaksin ulang harus dilakukan apabila hasil dari medical check up ternyata pasien terindikasi vaksin palsu dan semua biaya ditanggung RS Harapan Bunda.
  4. Warga meminta segala atau semua akibat vaksin palsu yang berdampak kepada para pasien, maka menjadi tanggung jawab RS Harapan Bunda berupa jaminan kesehatan dan full cover sampai waktu yang tidak ditentukan.
  5. Bagi anak yang sudah lewat usia vaksin, maka RS Harapan Bunda berkewajiban memberikan asuransi kesehatan untuk para pasien, sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
  6. Pihak manajemen RS Harapan Bunda harus memberikan informasi terkini kepada para orangtua korban, tidak terbatas informasi dari pihak pemerintah atau instansi lainnya bersifat proaktif.
  7. Adapun hal-hal lainnya belum tercantum dalam poin-poin di atas akan disampaikan selanjutnya.
Kompas TV Orangtua Anak Balita Minta RS Elisabeth Transparan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Megapolitan
Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Megapolitan
Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Megapolitan
Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Megapolitan
Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Megapolitan
Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Megapolitan
Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Megapolitan
Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Megapolitan
Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Megapolitan
Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com