JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik, Yunarto Wijaya, mengatakan, bahwa peluang Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok untuk didukung PDI-P pada Pilkada DKI 2017 sangat terbukan lebar.
Yunarto mengatakan, sejumlah alasan melatarbelakangi PDI-P untuk tetap mendukung Ahok seperti pada Pilkada DKI 2012 ketika Ahok berpasangan dengan Joko Widodo saat itu.
Pertama, Yunarto mengatakan, saat Ahok telah resmi mendeklarasikan diri untuk maju melalui jalur partai politik (parpol), saat itu merupakan titik temu antara Ahok dan PDI-P.
Yunarto menilai bahwa selama ini yang menjadi hambatan komunikasi antara Ahok dan PDI-P adalah karena jalur independen yang diinginkan Ahok.
"Ketika Ahok detik ini telah memilih dukungan parpol, artinya tidak ada perbedaan PDI-P dengan Ahok. Mereka sudah mencapai titik temu yang menyebabkan penghambat masalah komunikasi pilihan kendaraan poltik;" ujar Yunarto saat dihubungi Kompas.com, Rabu (27/7/2016).
Alasan lain, menurut dia, terkait Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Menurut Yunarto, Jokowi tidak akan rela jika representatif politiknya di Jakarta, Ahok harus bertarung dengan partainya sendiri yakni PDI-P. Siapapun yang menang, apakah PDI-P ataupun Ahok, jelas akan melunturkan image Jokowi.
"Saya tidak bisa membayangkan Pak Jokowi berpangku tangan melihat Ahok harus bertarung dengan partainya sendiri yang tentu saja akan merugikan image tentang Pak Jokowi sendiri siapapun yang menang, PDI-P atau Ahok," ujar Yunarto.
Basuki Tjahaja Purnama atau kerap disapa Ahok resmi memilih jalur parpol untuk mencalonkan diri sebagai calon gubernur pada Pilkada DKI 2017. Tiga parpol yang mengusung Ahok yaitu Golkar, Hanura, dan Nasional Demokrat (Nasdem).