Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPD PDI-P DKI: Lebih Baik Hati-hati dalam Tentukan Cagub daripada "Blunder"

Kompas.com - 01/08/2016, 20:37 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana tugas Ketua DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta Bambang DH menegaskan, partainya tidak mau terburu-buru dalam menetapkan calon gubernur dan wakil gubernur yang akan diusung pada Pilkada DKI Jakarta 2017. 

Bambang mengatakan, PDI-P tidak ingin salah dalam memilih.

"Kami sekali lagi tidak mau tergesa-gesa dan akan memantau dinamika di lapangan. Lebih baik hati-hati daripada blunder," ujar Bambang di Kantor DPD PDI-P DKI Jakarta, Jalan Tebet Raya, Senin (1/8/2016).

(Baca juga: Hanura Berharap PDI-P Dukung Ahok-Djarot pada Pilkada DKI 2017)

Menurut Bambang, kondisi perpolitikan di setiap wilayah bisa berbeda-beda.

Ada yang mengharuskan PDI-P mengambil keputusan cepat agar dapat memperkuat potensi kemenangan di suatu daerah.

Namun ada juga yang tidak demikian, seperti kondisi perpolitikan di Jakarta.

"Kami punya mekanisme dan prosedur. Perkembangan sejak pendaftaran termasuk suara yang kami dengar dari kawan saat reses akan disalurkan ke pucuk pimpinan sehingga punya referensi dalam mengambil keputusan," ujar Bambang.

Bambang mengatakan, penjelasan di atas sekaligus menjawab ajakan Partai Hanura untuk membentuk koalisi pendukung bakal calon petahana Basuki Tjahaja Purnama.

Bambang berharap hubungan antara PDI-P dan Partai Hanura tetap baik meskipun memiliki sikap yang berbeda nantinya.

(Baca juga: Dibujuk Hanura untuk Dukung Ahok, Ini Sikap DPD PDI-P DKI)

Sebelumnya, Basuki sempat meminta kepada partai pendukungnya untuk melakukan komunikasi politik dengan PDI-P.

Sampai saat ini, PDI-P belum memutuskan bakal calon gubernur dan wakil gubernur yang akan diusung mereka.

Di Jakarta, PDI-P menjadi satu-satunya partai yang bisa mengusung cagub dan cawagub sendiri tanpa berkoalisi.

Jumlah kursi yang dimiliki PDI-P di DPRD DKI Jakarta adalah 28 kursi. Perolehan kursi tersebut sudah memenuhi syarat minimal 22 kursi bagi parpol atau gabungan parpol mengajukan pasangan calon kepala daerah mereka.

Kompas TV PDI-P Masih Tergoda dengan Elektabilitas Ahok?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com