Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Tolak Ahok yang Gagal di Cibesel Disebut sebagai "Shock Therapy"

Kompas.com - 24/08/2016, 06:20 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi menolak Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama acap kali terjadi, salah satunya pada peresmian RPTRA di Rusun Cipinang Besar Selatan, Jatinegara, Jakarta Timur. Namun, beda dari aksi serupa pada umumnya, yang terjadi di Cibesel justru tak ada massa yang ikut dalam aksi penolakan itu.

Koordinator aksi, yang mengaku ditunjuk Forum RT/RW se-Jakarta Timur, Anas Saibu menyebut rencana aksi tersebut merupakan keputusan forum tersebut.

Sedianya ditargetkan aksi tersebut diikuti lebih dari 500 orang. Namun, ia menyatakan aksi itu sebenarnya undangan terbuka sehingga bergantung massa yang hadir. Tetapi faktanya sampai Ahok selesai meresmikan RPTRA, tidak ada warga yang datang ke lokasi rencana titik kumpul aksi, hanya Anas sendiri.

Padahal, petugas gabungan polisi, TNI, Satpol PP dan Dishubtrans DKI sebanyak 660 orang terjun mengawal peresmian RPTRA. Meski demikian, ia menilai aksi tersebut tidak batal hanya karena tidak ada massa di lokasi titik kumpul.

Sebab, dirinya mengklaim sekelompok anggota FPI dan Aktivis Ratna Sarumpaet, dan rekan-rekannya di forum tersebut hadir tapi terpencar di peresmian RPTRA Cibesel. Sehingga ia menganggap rencana aksi itu sudah menjadi shock therapy bagi Ahok.

"Aksi ini juga walaupun tidak ada tapi kita berikan shock therapy, pelajaran khususnya untuk DKI 1 (Ahok) bahwa warga DKI dalam hal ini warga Jakarta Timur tidak suka dengan kepemimpinan beliau," ujar Anas, di Cibesel, Jakarta Timur, Selasa (23/8/2016).

Hal lain yang ingin disuarakan dalam aksi tersebut yakni masalah penghapusan pengantar atau rekomendasi RT/RW tentang pelayanan perizinan dan non perizinan dalam surat edaran yang disebut dikeluarkan Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPTSP) DKI dan Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Pihaknya menilai, kebijakan itu mengkebiri fungsi RT dan RW di DKI.

"Itu yang ingin kita sampaikan ke Ahok," ujar pria yang juga Ketua RW 02 Balimester itu.

Namun, warga Rusun Cibesel tidak tahu dengan adanya aksi itu. Salah satunya, Apung (29) warga Blok E lantai 5 Rusun Cibesel.

"Kalau saya pribadi enggak tahu (aksi di luar rusun itu), tapi kalau warga sini (dalam rusun) intinya masih banyak yang menolak Ahok karena merasa dirugikan," kata Apung.

Apung memperkirakan tidak ada warga rusun yang ikut dalam aksi tersebut.

"Kalau untuk demo bukan warga sini, enggak ada demo sama sekali dari warga di sini," ujar pria yang direlokasi dari RT 11 RW 10 Kelurahan Bukit Duri tersebut.

Apung melihat, sambutan warga rusun di peresmian yang dihadiri Ahok itu sangat ramai.

"Ramai tadi saya sampai mau keluar rusun sama Satpol PP juga enggak boleh," ujar Apung.

Kasa Segem (59) warga Rusun Cibesel Blok E lantai 1 juga mengatakan hal senada. Kasa tidak tahu dan tidak ambil pusing dengan aksi tersebut.

"Enggak tahu, saya juga enggak ngerti. Kalau kita terserah masa bodo, yang penting nyaman enggak ada kerusuhan," ujar Kasa. (Baca: Beredar Ajakan Ketua RW Tolak Ahok, Peresmian RPTRA Cibesel Dijaga 660 Aparat)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com