Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivis dan Politisi di Tengah-tengah Penggusuran

Kompas.com - 02/09/2016, 08:16 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Aktivis Ratna Sarumpaet sering hadir di tengah-tengah masyarakat yang permukimannya akan ditertibkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Ratna hadir sebagai pembela warga dan melawan rencana Pemprov DKI melakukan penertiban.

Ratna berdiri bersama-sama warga Pasar Ikan, Jakarta Utara, ketika kawasan tersebut akan ditertibkan. Dia juga pernah membawa warga Pasar Ikan ke Gedung DPRD DKI dalam upaya  membatalkan rencana penertiban.

"Jika pemerintah ingin membuat kawasan itu rapi, ajaklah nelayan bersikap bersih. Sekarang mereka (nelayan) masuk perahu saja sudah diancam-ancam, warga berlindung di perahu tidak boleh menginjakkan kaki ke darat. Bilang sama Ahok (Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama) siapa dia? Jangan ancam-ancam, kita warga negara punya hak yang sama," kata Ratna di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, pada Senin April 2016)

Kini, kawasan Pasar Ikan sudah dibongkar. Warga sempat bertahan selama beberapa bulan dan tinggal di puing-puing pembongkaran. Namun, kata Ahok, mereka kini malah bersurat kepada Pemprov DKI untuk segera melakukan sheetpile.

Sekarang, Ratna membela warga Rawajati, Jakarta Selatan. Permukiman liar di Rawajati berdiri di bantaran rel kereta api. Rencananya, Pemkot Jakarta Selatan akan membuat taman di sana.

Kemarin, kawasan Rawajati ditertibkan. Ratna lagi-lagi menjadi orang terdepan yang membela warga. Ratna dengan lantang meminta petugas Satpol PP tidak melakukan penertiban. Ratna meminta petugas menunjukkan surat tugas dalam melakukan penertiban tersebut.

Ratna berorasi di hadapan petugas Satpol PP agar mengikuti prosedur dalam upaya penertiban, misalnya memberikan surat peringatan (SP) 1, 2, dan SP 3.

"Sebenarnya, kita mau membangun enggak sih? Mau Jakarta lebih bagus? Mau! Tetapi, ada cara yang sopan," kata Ratna.

Selain Ratna Sarumpaet, beberapa orang juga menjadi pembela warga yang akan ditertibkan Pemprov DKI. Kebanyakan dari mereka adalah tokoh politik, misalnya pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra yang membela warga Luar Batang, mantan Menko Kemaritiman Rizal Ramli yang membela warga Bukit Duri, ada juga anggota DPRD DKI Jakarta Syarif yang kemarin hadir di penertiban kawasan Rawajati.

Syarif juga pernah turun ke lokasi penertiban lain seperti Kampung Pulo dan Pasar Ikan. Di DPRD DKI, dia sering memfasilitasi pertemuan antara warga yang akan digusur dengan Pemprov DKI Jakarta.

Penertiban dipolitisasi?

Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat memandang penertiban yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kerap dipolitisasi. Salah satunya penertiban di kawasan Rawajati, Jakarta Selatan itu.

Pada penertiban permukiman liar di Rawajati Kamis pagi kemarin, Ratna Sarumpaet dan Syarif menyambangi kawasan tersebut. Mereka menghadang Satpol PP dan mempertanyakan surat perintah penertiban.

"Biasa lah itu, itu kan dipolitisasi. Itu biasa," kata Djarot, di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis.

 Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pun berpendapat demikian. Menurut dia, orang-orang yang membela warga terdampak penertiban selalu itu-itu saja. Pemprov DKI pun tidak mau ambil pusing dengan kritik dari orang-orang itu.

"Bu Ratna mana ada enggak (datang di penertiban), (dia) ada di mana-mana kok. Kayak Syarif juga gitu kan. Ya sudahlah," kata Ahok.

Semua perlawanan dari aktivis dan politisi tidak membuat Pemprov DKI Jakarta menghentikan kegiatan penertiban. Bahkan, Pilkada DKI Jakarta 2017 pun tidak sanggup menghentikannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com