Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Kafe yang Dikelola oleh Para Narapidana...

Kompas.com - 08/09/2016, 21:02 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tinggal di ruang terbatas bukan berarti peluang kesempatannya juga terbatas. Para narapidana di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Cipinang, Jakarta Timur, kini diberi pelatihan dan pengalaman di bidang usaha kopi, melalui JeeraCoffee House.

Rutan Kelas I bekerja sama dengan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) hari ini meresmikan JeeraCoffee House, kedai kopi di dalam rutan tersebut. Terletak di salah satu sudut rutan, kedai kopi ini lengkap dengan panggung untuk musik dan pemandangan kolam ikan.

Dekorasi dinding, kursi, dan meja juga ditempatkan layaknya kafe. Operasinya murni dijalankan oleh para narapidana di dalam rutan, tetapi di bawah aturan ketat rutan.

Kepala Rutan Kelas I Cipinang Asep Sutandar mengatakan, tujuan pelatihan dan pembuatan kedai kopi ini adalah membekali para narapidana. Kelak saat bebas, mereka dapat menyambung hidup dengan keterampilan yang telah diperoleh. Misalnya, bekerja sebagai barista di kafe kopi ternama atau membuka usaha kopi.

"Pelatihan ini agar kelak, saat bebas, tenaga mereka dapat dimanfaatkan, mereka bisa bekerja sebagai barista atau membuka usaha kopi," kata dia di rutan tersebut di Jakarta Timur, Kamis (8/9/2016).

Para narapidana, menurut dia, antusias ikut berlatih di kedai kopi tersebut. KNPI yang dilibatkan menghadirkan pelatih yang punya pengalaman mengolah kopi di Amerika Serikat.

"Yang mengajar itu lulusan Amerika. Warga binaan yang selesai ikut pelatihan nanti dapat sertifikat dari Jeera," ujar Ketua KNPI DKI Gusti Arief, di tempat yang sama.

Metode pelatihan, lanjut Gusti, mulai dari tahap pengenalan biji kopi dengan mencium aromanya, penggilingan sampai jadi bubuk, meracik, dan teknik memakai mesin kopi sehingga menghasilkan minuman kopi.

Bahan utama kopi yang dipilih asli Tanah Air, seperti dari Sumatera Utara dan Jawa. Bahan utama dipasok dari luar, tetapi diolah di dalam rutan. Pelatihan dilakukan selama tiga hari dengan jumlah pelatih sebanyak delapan orang.

Sehabis pelatihan dan bekerja di kedai tersebut, narapidana tetap mendapat bimbingan untuk menyajikan kopi. Gusti mengatakan, narapidana yang dipilih ikut pelatihan ini adalah mereka yang masa tahanannya tersisa enam bulan. Dengan demikian, setelah bebas, mereka dapat langsung memanfaatkan keterampilannya.

Gusti yakin, para narapidana di rutan punya potensi untuk menjadi pembuat atau penyaji kopi terbaik, dan bersaing dengan yang bekerja di luar. Gerhan Razak (32), salah satu narapidana yang jadi koordinator kegiatan ini, mengatakan, saat ini sudah masuk pelatihan gelombang kedua. Total 100 narapidana yang sudah mendaftar untuk dapat pelatihan.

"Ini program pembinaan bagi narapidana supaya berkarya karena ada ketakutan keluar nanti bagaimana bersatu dengan masyarakat. Dengan ini, paling tidak, kita punya keterampilan, dan keluar bisa berkarya," ujar Gerhan.

Ragam kopi

Kedai kopi itu buka mulai pukul 07.30 WIB sampai pukul 17.00 WIB. Setiap hari, kedai dijaga empat orang dengan dua shift bergantian.

Kopi yang disajikan beragam, seperti macchiato, espresso, dan cappucino. Suguhan lainnya adalah ice tea, lemon tea, dan chocolate. Sementara itu, menu makanan yang disediakan adalah lemper ayam, emping balado, kacang bawang, keripik, cheese cake, dan lainnya.

"Harga bervariasi, mulai Rp 12.000 sampai Rp 25.000," ujar pria yang divonis atas kasus penipuan selama tiga tahun itu.

Hasil penjualan kopi, lanjut Gerhan, untuk memberi upah narapidana yang bekerja, selain untuk membiayai pembinaan pelatihan.

Tak hanya pelatihan kopi, KNPI bersama pihak Rutan Cipinang Kelas I juga mengadakan pelatihan pembuatan tas dan furnitur. Untuk tas, produk ini sudah dijual secara online melalui situs www.mauberubah.com, sebuah media online dari program Jeera yang merupakan kerja sama dari Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta dan KNPI DKI Jakarta.

Situs ini juga bertujuan untuk mengampanyekan gerakan kesempatan kedua bagi warga binaan dengan mendorong terbangunnya hubungan masyarakat umum di luar penjara dengan para warga binaan dalam bentuk sinergi pengembangan ide dan produk kreatif di dalam penjara.

Kompas TV Razia Sel Napi di Tasikmalaya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com