Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika PDI-P Dukung Ahok, Nusron Sebut Tiga Partai Rela Tak Jadi Pengusung

Kompas.com - 14/09/2016, 20:58 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua tim pemenangan Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017, Nusron Wahid, menyebut ketiga partai yang kini sudah menyatakan siap menjadi pengusung Ahok rela melepas status tersebut.

Ia menyebut kerelaan itu akan dilakukan jika nantinya PDI Perjuangan menyatakan mendukung Ahok dan ingin menjadi partai pengusung tunggal.

"Kami tergantung Pak Ahok. Kalau Pak Ahok rela, kami rela," kata Nusron di Balai Kota, Rabu (14/9/2016).

Sampai sejauh ini, sudah ada tiga partai politik yang menyatakan bersedia menjadi pengusung Ahok. Ketiganya adalah Partai Hanura, Partai Golkar, dan Partai Nasdem. Untuk jabatan ketua tim pemenangan, posisi itu akan ditempati Nusron yang berasal dari Golkar.

Nusron mengaku belum tahu apakah nantinya struktur tim pemenangan akan tetap seperti saat ini saat nantinya PDI-P menyatakan ikut mendukung Ahok.

"Ya dibahas nanti saja. Intinya kami ini bareng-bareng ingin Pak Ahok bisa jadi gubernur lagi. Kalau PDI-P tanya PDI-P, kalau soal Golkar baru tanya sama saya," ujar Nusron. (Baca: Belum Ada Koalisi Permanen, PDI-P Masih Pantau Dinamika Politik)

Jumlah kursi partai koalisi pendukung Ahok di DPRD DKI adalah 24 kursi. Sementara itu, PDI-P memiliki 28 kursi. Adapun jumlah minimal kursi di DPRD DKI yang harus dipenuhi parpol atau gabungan parpol adalah 22 kursi.

Kompas TV Soal Pilgub, Djarot: PDIP Beri yang Terbaik bagi Jakarta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com