JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa jam sebelum penetapan calon pasangan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Senin pagi (24/7/2016), Sandiaga berkilas balik perjuahgannya sebulan lalu saat ia harus mengalah menjadi cawagub mendampingi Anies Baswedan.
"Orang-orang banyak yang masih nyebut aku sebagai cagub," kata Sandiaga di posko pemenangannya di Melawai, Jakarta Selatan, Senin.
Kepada orang yang masih mengenalinya sebagai cagub, Sandiaga hanya meralatnya dengan mengenalkan sosok Anies Baswedan. Ia memastikan bahwa Anies adalah sosok yang pas.
"Saya yang pasang badan (menggandeng Mas Anies), melobi meyakinkan partai. Di survei, trajectory-nya bagus. Saya awalnya maunya Bu Risma. Saya lihat setelah petahana, Bu Risma, saya, setelah itu Mas Anies. Akhirnya saya putuskan, 'Mas (Anies), bagaimana kalau kita maju bareng'," kata Sandiaga.
Menurut Sandiaga, meski ia dan Anies tak punya pengalaman mengelola Jakarta, ada kombinasi dari keduanya yang tak dimiliki calon lain.
"Mas Anies fokus pada pembangunan manusia dan birokrasi, saya di sektor ekonomi dan infrastruktur," ujarnya.
Sandiaga mengaku saat ini dan Anies sedang sibuk-sibuknya mengatur strategi untuk mendongkrak kembali nama Anies dan Sandi di survei.
Survei yang dirilis Saiful Mujani Research Center (SMRC) pada 20 Oktober menunjukkan elektabilitas pasangan Anies-Sandi berada di posisi terakhir (20,7 persen) di bawah Agus-Sylvi (22,4 persen) dan Ahok-Djarot (45,4 persen).
"Sekarang yang penting kerja, kerja, kerja," katanya.