JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur petahana DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, tak henti-hentinya melempar pujian kepada salah satu partai politik pengusungnya pada Pilkada DKI Jakarta 2017, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
"Saya kira, kami sangat berterima kasih ya kepada PDI-P. Mereka itu betul-betul gotong royongnya diutamakan," kata Ahok.
Pujian itu dilontarkan Ahok yang mengikuti rapat konsolidasi di kantor DPP PDI-P, Senin (24/10/2016) malam. Ahok yang bukan merupakan kader PDI-P ikut membaur bersama para anggota partai membahas strategi pemenangan dirinya bersama Djarot Saiful Hidayat, sebagai calon wakil gubernur.
Ahok mengapresiasi sistem gotong royong yang dianut oleh PDI-P. Setiap pemilihan kepala daerah maupun pemilihan presiden, seluruh anggota fraksi PDI-P iuran mengumpulkan dana kampanye. Mulai dari anggota fraksi PDI-P dari DPR RI, DPRD DKI Jakarta, hingga pengurus PDI-P di tingkat terkecil.
"Intinya, ini perjuangan, bukan perjuangan soal Ahok-Djarot. Ini adalah perjuangan menegakkan semua, demokrasi. Ini yang menarik," kata Ahok.
Ahok memandang penting sumbangan dari kader PDI-P itu. Sebab, ia tidak mau mengeluarkan uang sepersenpun untuk berkampanye.
"Makanya mereka (kader PDI-P) bilang, 'Wah Pak Ahok kok senyum-senyum, enggak pernah capek?'. Saya bilang, 'Saya enggak pernah capek. Mungkin bapak ibu yang capek'," kata Ahok.
Gotong royong ala PDI-P
PDI-P mewajibkan tiap anggota fraksi di DPR dan DPRD DKI Jakarta untuk memenangkan pasangan calon Ahok-Djarot di tiap kelurahan di Jakarta. Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPD PDI-P DKI Jakarta Gembong Warsono mengatakan, sistem gotong royong tidak lagi dilakukan dengan patungan mengumpulkan uang tiap bulannya bagi pasangan calon.
"Setiap anggota dewan kan diberi tanggung jawab setiap kelurahan. Tentunya bagaimana memenangkan pasangan yang diusung partai di kelurahan itu dan itu menjadi tanggung jawabnya," kata Gembong.
Anggota DPR atau DPRD DKI Jakarta dari fraksi PDI-P wajib melaksanakan kegiatan di kelurahan terkait. Seperti contohnya mensosialisasikan program Ahok-Djarot, pertemuan, dan lain-lain.
"Acara itu dibiayai anggota yang ada di kelurahan itu, yang ditugaskan di situ," kata Gembong.
Dia mengatakan, tiap kelurahan hanya ada satu anggota dewan. Anggota fraksi PDI-P dari DPR RI dan DPRD DKI Jakarta tidak boleh bertemu di satu kelurahan yang sama. Dia mengatakan, kegiatan ini merupakan perwujudan gotong royong yang ditanamkan oleh PDI-P.
"Dana kampanye bagi PDI-P, kami enggak mengalokasikan mesti begini begini, karena PDI-P sifatnya gotong royong. Sehingga kami tidak membuat budget sekian," kata Gembong.