Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Bantah Terima Aduan Warga karena Ditolak Berkampanye

Kompas.com - 14/11/2016, 14:31 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta yang sedang cuti untuk kampanye pada Pilkda DKI 2017, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, membantah layanan aduan warga di "Rumah Lembang" dibuka karena kegiatan kampanyenya di beberapa lokasi ditolak atau dihadang sejumlah orang. Ahok menegaskan dia tetap akan berkampanye dengan mengunjungi permukiman warga.

"Cuma ada beberapa (warga) dari luar kota, ada beberapa (warga) yang biasanya kontak saya. Biasanya mereka kalau datang ke Jakarta kontak saya sebelum pulang foto-foto di Balai Kota," kata Ahok di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (14/11/2016).

Ahok menjelaskan, warga tersebut ingin berfoto bersama dirinya. Selain itu, banyak warga yang merasa tidak puas mengadu hanya melalui SMS.

Bahkan, kata Ahok, ada warga yang merasa lama menunggu dirinya selesai cuti, yaitu pada 11 Februari 2017.

"Mereka bilang, 'Kalau tunggu Bapak selesai cuti sampai Februari, kelamaan Pak. Minimal kan bisa dikerjain apa dulu'," kata Ahok.

Ahok mengaku telah menanyakan soal itu kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono. Kata Ahok, dirinya boleh menyampaikan aduan warga kepada satuan kerja perangkat daerah (SKPD) DKI Jakarta. Namun dia tidak boleh menginstruksikan SKPD DKI Jakarta.

Kegiatan penerimaan aduan warga ini akan terus dilakukannya selama masa kampanye.

"Iya, kecuali hari Sabtu dan Minggu. Kayak kerja aja, tergantung MK (Mahkamah Konstitusi) putusinnya apa, apakah saya balik (kampanye on off) atau tidak," kata Ahok.

Ahok telah mengajukan uji materi terhadap Undang-undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada kepada MK. Dia keberatan dengan aturan kampanye bagi pejabat petahana selama masa kampanye yang mewajibkan mereka cuti selama tiga bulan lebih, yaitu mulai dari 28 Oktober 2016-11 Februari 2017.

Ahok meminta agar para pejabat petahana tidak wajib cuti selama masa kampanye berlangsung. Jika tidak mau mau cuti, pejabat itu berarti tidak boleh berkampanye.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com