Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Sebut Penghadang Djarot di Kembangan Menyesal

Kompas.com - 18/11/2016, 18:15 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — NS, penghadang calon wakil gubernur petahana DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, saat melakukan kampanye di Kembangan Utara, Jakarta Barat, pada 9 November 2016, disebut menyesali perbuatannya. NS adalah orang yang berhadapan dan berdialog dengan Djarot pada saat penghadangan itu.

Hal itu diungkapkan penyidik Subdit 1 Keamanan Negara Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, AKP Fadilah.

"(Saat itu) Pak Djarot bukan mundur, malah mendatangi, 'Mana komandan kalian'. Nah, dia tampil dengan gagahnya, 'Saya komandannya'. Diajak salaman. Diperingati oleh Pak Djarot, 'Mau ngapain, Pak'," kata Fadilah di Kantor Bawaslu, Sunter Agung, Jakarta Utara, Jumat (18/11/2016).

Fadilah menuturkan, NS menyebut bahwa Djarot adalah penista agama. NS menolak kehadiran Djarot di Kembangan Utara. Djarot kemudian membalas NS dengan menyebutkan akan melaporkannya ke Bawaslu karena menghalangi dirinya berkampanye.

"Dengan gagahnya Bapak itu, direkam, video, foto, dan sebagainya. Jadi karena dihadang, Pak Djarot tidak lagi ke tujuan yang dimaksud. Jadi, berhasil (penghadangannya)," kata dia.

Dari bukti-bukti dokumentasi tersebut, tim sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu) yang terdiri atas Bawaslu DKI, polisi, dan jaksa bisa menemukan dan mengetahui identitas NS.

Saat ditemui tim sentra Gakkumdu, NS mengaku menyesal.

"Sudah kami datangi ke sana. Dia menyesal dan dia enggak tahu bahwa itu adalah pelanggaran," kata Fadilah.

Dia menuturkan, motif NS adalah beraksi agar kampanye Djarot tidak terlaksana di lokasi yang telah dijadwalkan dan memiliki izin. Tim sentra Gakkumdu telah memutuskan penghadangan oleh NS terhadap Djarot sebagai dugaan tindak pidana pemilu.

Bawaslu DKI akan menyerahkan kasus tersebut kepada Polda Metro Jaya untuk diproses dan ditindaklanjuti.

Saat blusukan pada 9 November 2016, Djarot mengajak pengunjuk rasa untuk berdialog. Dia menyatakan bahwa dirinya akan melaporkan penolakan para pengunjuk rasa itu kepada Bawaslu.

"Kalau Bapak enggak setuju, nanti tanggal 15 enggak usah dipilih, Pak. Gitu aja, Pak. Enak toh," kata Djarot saat itu.

"Ini bukan masalah pilkada, Pak. Ini masalah penistaan agama," kata orang itu menjawab Djarot.

"Kalau masalah penistaan agama ini ada Pak Polisi, Pak, sudah diproses oleh polisi. Gitu lho, Pak. Kenapa lihat aja, Pak. Maaf ya, Pak," kata Djarot sambil meninggalkan pria tersebut.

Kompas TV Djarot: Upaya Penghadangan Kampanye Terstruktur
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Megapolitan
Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com