Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarot Nilai Program Padat Kerja seperti Rekrut PPSU Lebih Efektif dari BLT

Kompas.com - 22/11/2016, 14:03 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor dua, Djarot Saiful Hidayat, menilai bahwa program bantuan uang tunai yang diberikan secara langsung kepada masyarakat tidak akan mampu mendongkrak kesejahteraan warga, termasuk program Rp 1 miliar per RW yang diwacanakan calon gubernur nomor satu, Agus Harimurti Yudhoyono.

Djarot menyamakan program Agus tersebut dengan program Bantuan Langsung Tunai (BLT) era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Karena kita berkaca pada waktu saya menjadi wali kota (di Blitar), itu program BLT tidak berdampak langsung dengan pemberdayaan masyarakat," kata Djarot di rumah relawan di Jalan Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (22/11/2016).

Karena yakin tidak efektif, Djarot menegaskan bahwa ia dan calon gubernur pasangannya, Basuki Tjahaja Purnama, tidak tertarik untuk menerapkan program semacam itu.

(Baca juga: Sylviana: BLT Bisa Dikembalikan dan Diberikan ke yang Membutuhkan)

Menurut Djarot, mengadakan program padat kerja seperti perekrutan petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) lebih efektif ketimbang program bantuan uang tunai.

"Termasuk juga memberikan pelatihan terhadap warga menengah ke bawah yang di rusunawa-rusunawa," ujar Djarot.

Ia juga menilai, sejauh ini pemerintahan yang dijalankannya dengan Ahok di Pemprov DKI sudah banyak menggelontorkan banyak program bantuan untuk mendongkrak kesejahteraan warga.

Program itu di antaranya subsidi perumahan, transportasi, pangan, dan pendidikan.

Dengan banyaknya subsudi, Djarot menyebut warga dapat menekan pengeluaran sehingga lebih banyak pemasukan yang ditabung.

(Baca juga: Sandiaga Akan Masukkan BLT dalam Program Anies-Sandi)

Cara itulah yang disebutnya sudah terbukti mengatasi kemiskinan di Jakarta.

"Sekarang Jakarta itu, tingkat kemiskinannya paling rendah di Indonesia. Orang miskin di Jakarta itu 3,4 persen, cukup rendah. Yang menjadi persoalan di kita sekarang adalah kita memperpendek gap antara orang kaya dengan yang miskin," ucap Djarot.

Kompas TV Djarot Diperiksa terkait Penghadangan Kampanye
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com