Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyorot Keberadaan Anak-anak Saat Kampanye Cagub-Cawagub DKI

Kompas.com - 08/12/2016, 10:29 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam setiap kampanye tiga pasangan cagub-cawagub yang bersaing pada Pilkada DKI 2017, sering terlihat anak-anak berada di lokasi kampanye. Keterlibatan anak-anak ini kini tengah menjadi sorotan Panwaslu.

Kampanye calon wakil gubernur DKI nomor pemilihan dua, Djarot Saiful Hidayat, salah satunya. Kampanye yang melibatkan anak yang terjadi di Cengkareng, Jakarta Barat, beberapa waktu lalu.

Kejadian itu membuat Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Jakarta Barat berencana memanggil Djarot untuk meminta penjelasan.

"Surat sudah dilayangkan ke Pak Djarot. Dipanggil untuk besok (hari ini) jam 15.30. Pemanggilan ini terkait pelibatan anak dalam kampanye," kata Puadi, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (7/12/2016).

Saat dikonfirmasi, Djarot mengaku sulit mencegah anak-anak untuk menghadiri kampanyenya. Sebab, anak-anak selalu ada di tiap wilayah yang ia kunjungi.

Begitu juga saat kampanye calon gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di Rumah Lembang. Saat pertama kali dibuka, banyak orangtua yang membawa serta anaknya. Namun, tim pendukung Ahok meminta agar orangtua tak lagi mengajak anak-anaknya ke lokasi kampanye.

Kahfi Dirga Cahya Anak-anak membaca Asmaul Husna saat kampanye calon wakil gubernur DKI Jakarta, Sylviana Murni di Jalan Kapitan, Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (7/12/2016).
Kampanye calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pilih satu, Sylviana Murni, di sebuah majelis taklim di Jalan Dukuh Barat, RT 01 RW 08 Kelurahan Legoa, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, Rabu (30/11/2016), juga dihadiri anak-anak.

Sylvi langsung menyadari saat dia memulai sambutan. Dia langsung meminta pengertian dari panwaslu yang hadir di acara tersebut.

Seusai acara, Sylvi ditanya mengenai kehadiran anak-anak tersebut. Dia menegaskan, bahwa anak-anak itu ada karena memang tempat tersebut adalah rumah bagi para santri.

"Ya terpaksa, nanti saya bilang, tolong nanti panwas ini anak-anak ini memang di rumah sini, santri di sini. Kecuali kalau memang saya sengaja bawa anak-anak, nah itu boleh (dibilang melanggar)," ujar Sylvi.

Pasangan cagub-cawagub, Anies Baswedan-Sandiaga Uno juga tak luput dari teguran Panswaslu. Petugas Panitia Pengawas Pemilu Kelurahan Jelambar, sempat menegur sejumlah tim kampanye Sandiaga Uno karena melihat beberapa anak kecil yang menggunakan kaus kampanye Sandiaga dan Anies Baswedan, Selasa (29/11/2016).

"Lebih baik kan kami mencegah. Tadi anak kecil pakai atribut, kami hubungi panitianya, dan mereka memahami," ujar Petugas Panwas Kelurahan Jelambar Edi kepada Kompas.com di lokasi.

Saat mengikuti deklarasi kampanye damai di Monumen Nasional (Monas), calon gubernur DKI Anies Baswedan membawa serta dua anaknya, Mutiara Baswedan dan putra bungusnya Ismail Hakim Baswedan, Sabtu (29/10/2016).

Kompas.com/David Oliver Purba Sekelompok anak-anak menabuh genderang saat kedatangan Sandiaga Uno ke Kelurahan Palmerah, Jakarta Barat, Minggu (27/11/2016
Anies mengaku mengajak kedua anaknya lantaran agenda tersebut tidak termasuk kampanye. Anies menilai, deklarasi kampanye damai yang dilakukan saat ini merupakan agenda Komisi Pemilihan Umum (KPU). Setiap pasangan calon bebas membawa siapapun ketika acara tersebut diadakan oleh KPU.

Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta Mimah Susanti mengatakan, Bawaslu masih kesulitan membuktikan keterlibatan anak-anak saat kampanye yang dilakukan pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur DKI.

Halaman:


Terkini Lainnya

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Resahnya Arya Naik JakLingko, Dapat Sopir Ugal-ugalan yang Tengah Diteror 'Debt Collector'

Resahnya Arya Naik JakLingko, Dapat Sopir Ugal-ugalan yang Tengah Diteror "Debt Collector"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com