Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Djarot Bicara Sidang Ahok, Gus Dur, dan Hujatan di Media Sosial

Kompas.com - 26/12/2016, 07:48 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, akan menjalani sidang ketiga terkait kasus dugaan penistaan agama pada Selasa (27/12/2016).

Calon wakil gubernur DKI Jakarta yang juga pasangan Ahok, Djarot Saiful Hidayat, akan mendoakan untuk kelancaran persidangan tersebut. Djarot dipastikan tidak akan menghadiri sidang Ahok itu karena sedang umrah ke Tanah Suci bersama keluarganya hingga Senin (2/1/2017).

"Saya berharap semoga sidang Pak Ahok, (hakim) dapat memutuskan yang terbaik dan seadil-adilnya," kata Djarot, di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Minggu (25/12/2016).

(Baca: Sidang Ahok Dipindah ke Auditorium Kementan Jaksel)

Adapun agenda persidangan ketiga Ahok adalah putusan sela atas eksepsi yang diajukan Ahok dan penasihat hukumnya.

Pada sidang perdananya, jaksa mendakwa Ahok dengan dakwaan alternatif antara Pasal 156 huruf a KUHP atau Pasal 156 KUHP. Jaksa penuntut umum (JPU) menilai Ahok telah melakukaan penodaan terhadap agama serta menghina para ulama dan umat Islam.

Prihatin

Di sisi lain, Djarot mengaku akan mendoakan agar suasana di Jakarta dan Indonesia terus berlangsung aman, nyaman, dan damai. Ia mengaku prihatin dengan banyaknya berita hoax (tidak benar) atau bernada fitnah.

Menurut Djarot, berita-berita hoax itu dapat membuat masyarakat mudah diadu domba. Selain itu, lanjut dia, persaingan pada Pilkada DKI Jakarta membuat banyak orang saling bermusuhan, khususnya di media sosial.

"Sekarang ini, saya prihatin dan geregetan di media sosial, banyak yang saling menghujat dan menghina, padahal seharusnya bersinergi karena tantangan cukup berat. Jangan gara-gara pilkada, jadi terpecah," kata Djarot.

Mantan Wali Kota Blitar itu pun mengingat sosok Presiden keempat Republik Indonesia Almarhum Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Djarot meyakini, Gus Dur yang dikenal dengan toleransinya itu akan kecewa melihat banyaknya adu domba dilatarbelakangi suku, agama, ras dan antargolongan (SARA).

"Gus Dur itu guru bangsa yang berani. Kalau masih ada Gus Dur, enggak mungkin ada caci maki seperti ini," kata Djarot.

(Baca: Meneladani Sikap Sabar dan Memaafkan dari Gus Dur)

Kompas TV MA Setujui Lokasi Sidang Ahok Dipindahkan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com