Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Pengalaman Paling Mengesankan bagi Ahok pada 2016?

Kompas.com - 28/12/2016, 19:25 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta non-aktif, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, memiliki sejumlah pengalaman yang paling berkesan pada tahun 2016. Ahok menyebut statusnya kini sebagai terdakwa kasus dugaan penodaan agama menjadi salah satunya.

"(Yang paling berkesan) Ahok tersangka naik jadi terdakwa," kata Ahok di Cililitan, Kramatjati, Jakarta Timur, Rabu (28/12/2016).

Ahok menuturkan, ada hikmah yang didapatnya dari kasus yang kini tengah dijalaninya itu. Menurut Ahok, akan ada orang yang menjatuhkan orang lain yang bersikap jujur. Ahok menganalogikannya dengan pohon.

"Hikmahnya kita mulai mengerti kan, kalau kamu jadi pohon lurus itu banyak yang mau nebang kamu he-he-he," kata dia.

Meski kini didakwa menodakan agama, Ahok menyebutkan bahwa ia tidak pernah takut. Ahok selalu meyakini bahwa rencana kejahatan terhadap orang yang baik akan diubah menjadi kebaikan. Oleh karena itu, Ahok tidak pernah takut menghadapi kasusnya itu.

"Selama niat kita baik, kenapa takut? Kalau kamu mutiara, mau buang ke kubangan juga mutiara he-he-he," kata Ahok.

Selain soal statusnya sebagai terdakwa, Ahok juga memiliki kenangan istimewa sebagai gubernur DKI Jakarta. Ahok mengaku, dapat membantu banyak orang sebagai hal lain yang mengesankan baginya.

Ia mengatakan, bisa memberikan bantuan dana pendidikan bagi anak Jakarta agar yang bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi negeri (PTN) melalui program Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) merupakan hal yang mengesankan baginya.

"Senang dong bisa bantu orang Rp 2,7 triliun, bisa membuat orang dapat biaya perguruan tinggi negeri," kata dia.

Dia selalu mengingat ucapan ayahnya bahwa tidak semua orang bisa beruntung melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

"Itu yang Bapak saya bilang sama saya, 'enggak semua orang seberuntung kamu'. Nah, aku juga senang anak aku bisa masuk perguruan tinggi negeri. Itu yang aku cita-citakan dulu, mau masuk UI kedokteran enggak dapet," tutur dia.

Meski masuk ke PTN, Ahok menyebut anaknya tidak mendapatkan KJMU. Sebab, KJMU hanya diperuntukkan bagi anak yang kurang mampu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com