Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Diperiksa Bareskrim, Saksi Pelapor Ahok Sebut Laporannya Sesuai

Kompas.com - 17/01/2017, 18:59 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Willyuddin Abdul Rasyid, saksi pelapor dalam kasus dugaan penodaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama mengaku sempat diperiksa Bareskrim Polri.

Dalam pemeriksaan itu, peristiwa dugaan penodaan agama dengan terdakwa Ahok tertulis pada 27 September 2016 di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu.

Hal ini berbeda dengan laporannya di Polresta Bogor yang tertulis pada 6 September 2016 di Tegallega, Bogor, Jawa Barat.

"Iya. Sesuai semua apa yang saya laporkan, enggak ada yang berbeda. Yang berbeda hanya pelaporan awal tanggalnya," ujar Willyudin, seusai persidangan yang digelar Pengadilan Negeri Jakarta Utara di Auditorium Gedung Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (17/1/2017).

(Baca: Saksi dari Polisi Bingung Jelaskan Surat Laporan terhadap Ahok Tertulis Kejadian di Bogor)

Dalam membuat laporan di Polresta Bogor, kata Willyudin, dirinya sempat mengoreksi laporan polisi tersebut sebanyak dua kali. Koreksi itu meliputi tanggal kejadian dan nama dirinya yang dikurangi oleh polisi.

"Saya minta dibenarkan. Kemudian dia (Briptu Ahmad Hamadi) ketik ulang, saya sampai lihat dari monitor dia. Saya sampai lihat, itu salah tolong diganti. Saya enggak mau tanda tangan kalau belum diganti," ucap Willyudin.

Ketika yakin semuanya telah diperbaiki, laporan tersebut di-print oleh Ahmad. Setelah itu, barulah Willyuddin menandatangani bukti laporan tersebut.

"Saya berprasangka baik karena belum tersimpan, lalu sudah capek, buru-buru karena habis sertijab. Saya enggak enak mau ngerjain orang itu, karena bolak balik saya coret," kata Willyudin.

Dalam kasus ini, Ahok didakwa dengan dakwaan alternatif antara Pasal 156 huruf a KUHP atau Pasal 156 KUHP. Jaksa menilai Ahok telah melakukaan penodaan terhadap agama serta menghina para ulama dan umat Islam.

Kompas TV 2 Saksi Batal Hadiri Persidangan Ahok
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Pelaku Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Pelaku Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com