Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pasukan Oranye di Kemayoran Terkait Ketatnya Pengawasan dan Perekrutan

Kompas.com - 19/01/2017, 14:42 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pukul 11.30 di salah satu tempat pembuangan sampah (TPS) yang terletak di Kemayoran, Jakarta Pusat, terlihat dua orang berseragam oranye tengah duduk. Mereka terlihat melahap buah di dekat gerobak penjual buah.

Keduanya adalah pekerja harian lepas (PHL) yang dipekerjakan di TPS tersebut. Tugasnya, mengangkut sampah untuk diangkut ke dalam truk sampah. Di TPS itu, mereka hanya bekerja berdua.

"Iya, lagi istirahat. Habis angkut sampah dari pagi," kata salah seorang dari mereka, saat disapa Kompas.com, Kamis (19/1/2017).

Keduanya yang meminta namanya tidak disebutkan, menceritakan mengenai aturan pekerjaan yang menurut mereka berubah. Jadi lebih ketat. Mulai dari jam kerja sampai dengan pengawasan.

"Keluhannya kerja jadi nambah dua jam. (Kebijakan) ini baru mulai dari akhir 2016 ini," kata PHL tersebut.

Menurut dia, dulu, pukul 12.00 sudah bisa pulang. Sekarang, para PHL baru bisa pulang pada pukul 14.00.

PHL yang bekerja menjadi "kru" atau yang mengangkat sampai dari TPS ke truk itu juga mengatakan, jam masuk kerja juga menjadi ketat. Pukul 06.00 pagi, dia harus bersiaga di TPS-nya.

"Kalau dulu masih ada yang bisa jam 07.30 atau jam 08.00. Kalau sekarang kayak saya jam 06.00 harus standby," ujar dia.

Dia baru bisa istirahat sekitar pukul 11.00. Namun, bukan berarti bisa leha-leha. Karena, ia mesti menyapu TPS sampai bersih.

Bahkan, jika ada perintah dari pengawas untuk menaikkan sampah ke truk pada siang hari, maka ia mesti bekerja lagi. Setelah pukul 14.00 para PHL ini baru bisa pulang.

Selama bekerja, lanjut dia, banyak yang mengawasi dan mengontrol pekerjaan mereka seharian.

Ada dua pengawas dari Sudin Jakpus, Kecamatan, Kelurahan, dan pengawas pos (wilayah). Kegiatan PHL akan dimonitoring oleh pengawas yang berkeliling.

"Penilaian mereka dari foto. Jadi kita difoto kerjanya sudah benar atau belum. Jadi ada lima pengawas," ujarnya.

Seorang PHL lain, yang juga bekerja di TPS yang sama juga mengungkapkan hal senada.

Ditambahkan dia, selain pengawasan yang kian ketat, proses perekrutan PHL juga tidak semudah dulu.

Halaman:


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Megapolitan
Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Megapolitan
Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Megapolitan
Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com