Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Kabar Budidaya Kerapu yang Ditawarkan Ahok di Kepulauan Seribu?

Kompas.com - 23/01/2017, 06:28 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama datang ke Pulau Pramuka November 2016 lalu, untuk melihat program budidaya ikan kerapu. Basuki alias Ahok menebarkan benih ikan kerapu bersama warga di sana.

Dia juga mengajak warga bergabung melaksanakan program Pemprov DKI tersebut. Namun, hal yang dibicarakan usai kedatangan Ahok ke Pulau Pramuka justru soal dugaan penodaan agama.

Di pulau itu, Ahok sempat mengutip surat Al Maidah ayat 51 yang kemudian menjadikannya sebagai terdakwa kasus dugaan penodaan agama. Proses persidangannya masih berlangsung.

Namun, bagaimana kabar program budidaya ikan kerapu itu sendiri?

Kepala Suku Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan Kepulauan Seribu, Sutrisno, mengatakan program tersebut berkembang baik. Menurut Sutrisno, banyak masyarakat yang berminat melaksanakan program itu.

"Banyak sekali ya, ada 18 kelompok yang sudah pengin segera dibantu untuk budidaya," ujar Sutrisno, kepada Kompas.com, Minggu (22/1/2017).

Satu kelompok berjumlah sekitar 10 orang. Maka, ada sekitar 180 orang yang mengikuti program budidaya ikan tersebut dan tersebar di Pulau Panggang, Pulau Pari, Pulau Tidung, serta lainnya.

Sutrisno mengatakan, sebenarnya program ini diikuti orang per orang. Namun mereka dibentuk menjadi satu kelompok untuk bekerja sama mengurus kotak jaring di satu lokasi.

"Nah segala fasilitasnya dari kami, termasuk pakan ikan," ujar Sutrisno.

Penghasilan UMP

Sutrisno menjelaskan bahwa Pemprov DKI berupaya memberi warga penghasilan senilai UMP tiap bulannya. Oleh karena itu, jumlah kotak jaring yang mereka urus sudah disesuaikan.

Ahok pernah menyampaikan daya tarik program ini adalah pembagian untung 80:20. Warga pulau mendapatkan 80 persen keuntungan sedangkan Pemprov DKI mendapat 20 persen.

Pembagianya, hasil kotor dari budidaya ikan kerapu akan dikurangi biaya benih dan pakan. Setelah itu untuk warga dan untuk pengumpul modal yaitu Pemprov DKI.

"Sarana dan prasaran enggak usah dihitung karena itu dari kami (Pemprov DKI)," ujar Sutrisno.

Tapi, warga harus bersabar karena budidaya ikan kerapu baru bisa menghasilkan setelah sekitar tujuh bulan.

Halaman:



Terkini Lainnya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com