Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Penilaian Publik terhadap Sylviana Terkait Dugaan Korupsi?

Kompas.com - 06/02/2017, 17:06 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Populi Center merilis survei terbaru terkait Pilkada DKI Jakarta 2017. Survei dilakukan pada 28 Januari-2 Februari 2017, atau setelah debat kedua para calon gubernur dan wakil gubernur DKI pada 27 Januari lalu.

Salah satu hal yang diukur dalam survei adalah penilaian responden terhadap calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan satu, Sylviana Murni, terkait kasus dugaan korupsi pembangunan Masjid Al Fauz di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat dan dana hibah untuk kegiatan pramuka DKI Jakarta.

Peneliti Populi Center, Nona Evita, mengatakan, hasil survei menunjukkan bahwa mayoritas responden menyerahkan kasus hukum tersebut kepada pihak yang berwajib.

"Saat ditanya mengenai keyakinan terhadap dugaan kasus korupsi yang melibatkan Sylviana Murni, 35,3 persen responden menyerahkan kasus tersebut terhadap proses hukum," kata Nona saat merilis hasil survei di Kantor Populi Center, Jalan Letjen S Parman, Jakarta Barat, Senin (6/2/2017).

Sementara itu, 31,8 persen responden mengaku tidak mengetahui dua kasus tersebut, 15 persen responden meyakini Sylvi tidak terlibat, 12,8 persen meyakini Sylvi terlibat, dan 5 persen lainnya tidak menjawab.

Populi Center juga mengukur sikap responden terkait pemanggilan Sylvi oleh Bareskrim Polri terkait dua kasus tersebut. Hasilnya, 42,5 persen responden mengaku tidak mengetahuinya.

"(Sebanyak) 32,8 persen mendukung pemanggilan tersebut," kata Nona.

Kemudian, ada 6,5 persen responden tidak mendukung pemanggilan Sylvi, 11,3 persen menyarankan kasus tersebut ditangguhkan sampai pilkada selesai, dan 6,8 persen tidak menjawab.

Selain dua kasus tersebut, Populi Center juga menanyakan soal kasus hukum lainnya yang melibatkan calon gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Sebanyak 36,8 persen responden menyerahkan kasus dugaan penodaan agama tersebut kepada proses hukum. Sementara itu, 35,2 persen responden menilai Ahok bersalah, 19,0 persen menilai Ahok tidak bersalah, 5,8 persen tidak mengetahui kasus sebenarnya, dan sisanya sebanyak 3,2 persen tidak menjawab.

Survei Populi Center itu dilakukan dengan wawancara tatap muka terhadap 600 responden di enam wilayah di Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah multistage random sampling dengan margin of error lebih kurang 4 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Survei itu dibiayai dengan menggunakan dana kas internal Yayasan Populi Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com