Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengurus RT/RW Dinilai Tak Dilarang Berpolitik

Kompas.com - 06/02/2017, 22:41 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Komisi A DPRD DKI Jakarta, Syarif, menilai pengurus RT/RW tak dilarang untuk berpolitik. Sebab, kata dia, pengurus RT/RW bukan termasuk dalam bagian pemerintahan.

Syarif juga menyebutkan tak ada aturan yang melarang pengurus RT/RW untuk berpolitik.

"Mereka kan bukan sebuah institusi atau lembaga yang terikat aturan larangan terlibat dalam Pilkada. Mereka sejatinya tokoh masyarakat yang tugas fungsinya kepala lingkungan yang bebas. Artinya ya enggak apa-apa (berpolitik)," ujar Syarif, Senin (6/2/2017).

Menurut Syarif, keberadaan RT/RW tidak bisa disamakan dengan pegawai negeri sipil ataupun personel TNI/Polri yang memang tak boleh terlibat politik praktis. Namun, Syarif menilai keterlibatan RT/RW berpotensi menimbulkan masalah.

"Boleh dibilang ini disebut grey area. Kawasan abu-abu yang didudukan masalahnya," ujar Syarif.

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memimpin konsolidasi internal partainya di Sentul, Jawa Barat, Minggu (5/2/2017), menjelang Pilkada DKI Jakarta. Kegiatan itu bertujuan untuk memenangkan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.

Massa yang dikumpulkan disebut Forum "RT/RW" (Rakyat Tangguh/ Republik Wibawa). Meski kepanjangan namanya tidak sama dengan kepanjangan RT/RW sebagai Rukun Tetangga/Rukun Warga) , Sekretaris Jenderal Forum RT/RW Lukmanul Hakim mengakui adanya undangan dari SBY.

Lukmanul menjelaskan, beberapa hari sebelum pertemuan tersebut, ia menerima ajakan via WhatsApp dari sesama tokoh masyarakat yang belum bergabung ke Forum RT/RW secara resmi. Namun, undangan tersebut hanya berupa ajakan dan bukan undangan resmi kepada organisasi Forum RT/RW.

"Ya saya monitorlah kemarin (Minggu), saya enggak ikut. Kalau undangan lewat WA iya, tapi secara formil enggak ada," ujar Lukmanul.

Lukmanul mengatakan, di Forum RT/RW, ada koordinasi antara sesama pengurus dan anggota untuk tidak membawa bendera RT RW dalam kegiatan kampanye atau yang berkaitan dengan Pilkada DKI.

Forum RT/RW yang digawangi Lukmanul Hakim adalah gabungan dari puluhan Ketua RT RW bersama pengurus lingkungan yang ada di lima kota dan satu kabupaten di Jakarta. Masing-masing wilayah dikoordinir oleh Dewan Presidium. Forum ini sempat mengecam kebijakan Qlue yang ditetapkan oleh Pemprov DKI Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com