Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Agus soal Demo di Depan Rumah SBY

Kompas.com - 07/02/2017, 18:27 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono, menyayangkan aksi unjuk rasa yang digelar di depan kediaman Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono, di Jalan Mega Kuningan Timur VII, Setiabudi, Jakarta Selatan, pada Senin (6/2/2017) siang.

Putra sulung SBY itu menduga, aksi unjuk rasa tersebut berkaitan dengan pencalonannya sebagai gubernur pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Ini tentu kita sayangkan jangan sampai gara-gara saya ikut pilkada kemudian ada praktik intimidasi teror kepada keluarga saya," ujar Agus di AHY Command Center, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (7/2/2017).

(Baca juga: Fadli Zon: Unjuk Rasa di Depan Rumah SBY, Kok Bisa?)

Meski ada teror seperti itu, Agus menyatakan bahwa langkahnya untuk menjadi gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 tidak akan surut.

"Saya bukan semakin takut malah semakin berani untuk mengatakan ini negara hukum, aparat hukum harus hadir di sini. Tak boleh dianggap sudah lewat sudah bubar, ini harus menjadi edukasi dan pembelajaran, tidak semena-mena melakukan sesuatu," kata Agus.

Ia mengatakan, setelah aksi unjuk rasa tersebut, banyak yang menaruh simpati kepada dirinya dan keluarganya.

Agus enggan berspekulasi mengenai adanya auktor intelektualis di balik aksi unjuk rasa tersebut.

"Bahaya nih demokrasi kita terganggu, panggilannya siapa nih, kekuasaan, kekuatan tertentu atau hukum. Tidak boleh bergerak di luar hukum," ujarnya.

Massa yang berunjuk rasa di rumah SBY itu diketahui sebagai kelompok Silaturahim Mahasiswa Indonesia yang juga peserta Jambore di Cibubur.

Mereka datang menggunakan 11 bus besar dan dua unit kopaja. Aksi demonstrasi itu berakhir setelah polisi datang dan membubarkan pengunjuk rasa.

(Baca juga: Polisi Amankan Mobil dari Lokasi Demo di Depan Rumah SBY)

Sementara itu, menurut keterangan dari warga sekitar yang melihat aksi demo tersebut, mahasiswa sempat berorasi dan menuntut penuntasan beberapa kasus dugaan korupsi yang terjadi saat kepemimpinan SBY, antara lain kasus proyek Hambalang dan kasus bantuan likuiditas Bank Indonesia (BLBI).

Sebelumnya, SBY melalui akun Twitter-nya sempat berkicau bahwa rumahnya di Kuningan digeruduk ratusan orang.

"Saudara-saudaraku yang mencintai hukum dan keadilan, saat ini rumah saya di Kuningan digruduk ratusan orang. Mereka berteriak-teriak," ujar SBY.

Kompas TV AHY Janji Tingkatkan UMKM Warga Jakarta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com